Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Potensi Gempa Kuat Megathrust Terkait Gempa Nias Selatan

Kompas.com - 16/03/2022, 18:03 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Apakah gempa megathrust dapat terjadi di darat?

Dwikorita menjelaskan, meskipun megathrust lokasi berada di laut, dampak dari perambatan gelombang gempa tentunya merambat mengarah ke darat, sehingga dampaknya juga terjadi di darat.

“Terutama misalnya pada tanah-tanah yang mudah teramplifikasi, dan juga dampak tsunaminya juga bisa mengarah ke darat,” tutur dia.

Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG Rahmat Triyono menambahkan, pihaknya akan terus memonitor gempa susulan. Belajar dari aktivitas Lombok, gempa susulan yang signifikan frekuensinya, dapat berpotensi mentriger megathrust di sekitarnya.

“Kalau ini gempa susulannya kita harapkan terus menurun dan selesai, semoga tidak akan men-triger (zona megathrust di sekitarnya),” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang S. Prayitno menjelaskan, secara fisis apabila ada suatu sumber getaran, itu juga akan dimungkinkan men-triger sesar-sesar disebelahnya.

“Namun itu semua juga tergantung dari rambatan gelombang gempa. Apakah akan cukup mampu untuk men-triger sesar atau pergerakan sesar di sekitarnya. Tentunya dapat dilihat dengan hasil monitoring BMKG terhadap gempa susulan,” ujar dia.

Baca juga: Ahli: Lokasi dan Waktu Gempa Megathrust Tidak Bisa Dipastikan

Picuan gempa

Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menjabarkan, dalam teori picuan gempa terdiri dari picuan statik dan picuan dinamik.

Picuan statik sudah bisa dibuktikan secara empirik, karena ada perubahan stres di sekitar zona gempa. Apabila di dekatnya memang terdapat sumber gempa yang sudah di titik matang dan itu jaraknya dekat, maka bisa terpicu oleh picuan statik ini.

“Ini bisa dibuktikan pada kejadian gempa Lombok, di mana saat itu ada tiga segmen yang bergerak yang pertama Lombok Utara bagian tengah, kemudian memicu bagian baratnya dan bagian timurnya,” jelas dia.

“Itu bukti bahwa teori picuan statik bisa dibuktikan,” lanjut Daryono.

Sementara itu, picuan dinamik dapat memicu terjadinya gempa di tempat yang jauh tetapi harus memenuhi banyak persyaratan dan secara empirik juga masih ada beberapa kajian yang harus dilakukan karena masih ada banyak hal yang harus dipenuhi dan secara konseptual harus dikaji para ahli.

Daryono mengimbau gempa yang terjadi ini harus diwaspadai oleh semua pihak, terlebih masyarakat di sekitar lokasi, dikarenakan gempa terjadi di zona segmen yang sedang mengalami kekosongan gempa sejak tahun 1700-an.

Sehingga, apabila terjadi gempa lebih dari magnitudo saat ini, masyarakat diminta segera melakukan evakuasi mandiri.

Baca juga: Kenapa Gempa Nias Terasa hingga Padang? Ahli Jelaskan Beserta Potensi Susulannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com