Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Fosil Tidak Hancur Terurai di Dalam Tanah?

Kompas.com - 12/03/2022, 05:00 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Pernahkah kamu bertanya-tanya, kenapa fosil tidak hancur? Padahal biasanya tubuh makhluk hidup yang sudah mati akan terurai di dalam tanah.

Apa itu fosil?

Fosil adalah bagian tubuh dari organisme yang terawetkan secara alami oleh alam. Kata fosil berasan dari Bahasa Latin, yaitu fossus, yang berarti digali. Fosil bukan berbentuk tubuh utuh dari organisme itu, melainkan berupa batuan dan ditemukan pada pembentukan batu di dalam Bumi.

Fosil adalah bagian dari organisme yang sudah mencapai usia setidaknya 10.000 tahun. Fosil bisa berasal dari Zaman Arkean, yang dulunya disebut dengan Arkaikum. Zaman ini terjadi pada 4 miliyar tahun yang lalu.

Salah satu fosil tertua yang pernah ditemukan adalah fosil algae yang hidup di laut lebih dari 3 miliyar tahun yang lalu.

Baca juga: Fosil Nenek Moyang Dinosaurus Tertua dari Amerika Selatan Ini Ungkap Asal Usul Dinosaurus

Kenapa fosil tidak hancur?

Fosil sangat jarang ditemukan karena sebagian besar sisa jasad organisme akan terurai ketika mati. Jika tulang dikubur, umumnya tulang akan berubah menjadi mineral dan lebur dengan tanah.

Oleh karena itulah, fosil yang ditemukan umumnya tidak utuh. Pada kasus organisme yang menjadi fosil, biasanya tubuh jasad tertutupi sedimen langsung setelah mati. Sedimen bisa merupakan campuran dari pasir, lava, bahkan tar dan resin yang lengket.

Sedimen ini akan membantu organisme dan tumbuhan mengalami fosilisasi. Resin atau amber bisa mengawetkan bagian organisme yang bersifat lunak sekalipun, seperti serangga.

Serangga yang terfosilisasi dalam resin umumnya berbentuk lebih utuh dibandingkan dengan fosil yang tertutup sedimen biasa.

Sedangkan fosil dalam sedimen umumnya hanya berupa bagian kecil tubuh saja, seperti gigi, tanduk, tulang tengkorak, dan tulang besar. Walaupun begitu, terdapat kondisi sedimen yang berbeda yang mengakibatkan fosil yang diawetkan lebih utuh. Sedimen ini seiring dengan waktu membentuk batuan dan menjadi lebih awet hingga akhirnya digali oleh ahli paleontologi.

Selain fosil dalam sedimen dan resin, ada juga fosil yang ditemukan dalam es. Fosil dalam es ini merupakan fosil yang berasal dari zaman es. Fosil ini harus tidak tersentuh atau terganggu oleh apapun hingga benar-benar membeku dan diawetkan dalam es. Contoh fosil dalam es adalah fosil mammoth.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com