Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Ungkap Pemicu Komplikasi MIS-C pada Anak Setelah Sembuh dari Covid-19

Kompas.com - 06/03/2022, 09:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para dokter dari Columbia University Vagelos College of Physicians and Surgeons berhasil mengidentifikasi karakteristik MIS-C, yang menunjukkan bagaimana sindrom tersebut dimulai.

Tim dokter yang terlibat menjelaskan, bahwa temuan ini dapat membantu mereka untuk mendiagnosis MIS-C lebih awal, agar anak mendapatkan pengobatan yang lebih optimal.

Untuk diketahui multisystem inflammatory syndrome in children atau MIS-C adalah komplikasi Covid-19 pada anak setelah sembuh dari infeksi. Komplikasi peradangan langka ini berisiko menyebabkan kondisi fatal hingga kematian.

"Salah satu pertanyaan utama yang belum terjawab tentang MIS-C adalah bagaimana, secara imunologis, penyakit ini berkembang dari episode infeksi awal ke serangan akhir yang dimediasi sistem imun," ujar pemimpin studi, Mark Gorelik, MD.

Baca juga: Hati-hati, Ini Gejala MIS-C pada Anak Setelah Sembuh dari Covid-19

Menurutnya, cara untuk menemukan bagaimana komplikasi MIS-C setelah anak sembuh dari Covid-19 dimulai, ialah dengan mengidentifikasi karakteristik dari respons inflamasi atau imunologisnya.

Adapun studi ini dilakukan Gorelik, bersama timnya serta asisten profesor pediatri, Robert Winchester, MD. Mereka membandingkan delapan pasien MIS-C dan 14 pasien dengan infeksi demam yang disebabkan virus lainnya, untuk melihat susunan sel imun dan respons dalam sampel darah.

Hasilnya menunjukkan terdapat perbedaan pada sel-sel kekebalan yang ditemukan pada pasien dengan MIS-C, dibandingkan pasien lain.

"Hanya beberapa sel yang diaktifkan, menunjukkan bahwa sel-sel ini secara keliru mengarahkan sistem kekebalan untuk menyerang pembuluh darah di tubuh yang telah dirusak oleh virus," kata Winchester seperti dilansir dari Medical Xpress, Jumat (4/3/2022).

Lebih lanjut, Winchester berkata, sel-sel tersebut pada akhirnya tertarik lalu masuk ke pembuluh darah karena keberadaan virus. Selain itu, sindrom post-Covid yang menyebabkan peradangan ini juga tampaknya mendorong sel-sel pembunuh alami pasien, yakni jenis lain dari sel kekebalan menjadi kelelahan.

"Sel kekebalan sampai pada titik di mana tidak lagi dapat menjalankan fungsinya dengan baik," terang Winchester.

"Ini terlihat pada beberapa penyakit radang lainnya dan mungkin memberikan petunjuk untuk pengobatan yang serupa dengan penyakit tersebut," sambungnya.

Membantu dokter mendiagnosis lebih cepat

Adanya studi lain mengenai komplikasi MIS-C, dinilai dapat membantu dokter untuk mendiagnosis MIS-C, yang mungkin sulit dibedakan dari sindrom lain. Terlebih pada interleukin-27, atau sitokin yang memengaruhi respons imun pada pasien anak dengan MIS-C.

"Sitokin ini kurang dipahami, tetapi telah dikaitkan dengan peningkatan kematian pada pasien dengan infeksi darah yang serius atau sepsis," papar Gorelik.

Dirinya mengungkapkan, temuan tersebut juga memungkinkan peneliti untuk melalukan tes sederhana, agar dapat mengonfirmasi MIS-C pada pasien saat mereka berada di unit gawat darurat (UGD).

Baca juga: Long Covid-19 Pada Anak, IDAI Temukan Kasus Sindrom MIS-C di Papua

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com