Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kosmonot Lama Tinggal di Luar Angkasa, Apa yang Terjadi pada Otak Manusia?

Kompas.com - 22/02/2022, 09:01 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber Space

Namun perubahan ini tak hanya terlihat setelah kosmonot kembali ke Bumi.

Dalam pemindaian otak yang diambil tujuh bulan setelah mendarat, peneliti menemukan bahwa perubahan ini masih ada.

Studi ini merupakan bagian untuk mengeksplorasi dengan tepat bagaimana perjalanan luar angkasa jangka panjang memengaruhi tubuh manusia.

Temuan tersebut juga mengungkapkan wawasan baru yang dapat digunakan peneliti untuk melindungi manusia yang pergi ke luar angkasa dengan lebih baik.

Baca juga: 5 Fakta Perjalanan Kosmonot Yuri Gagarin, Manusia Pertama di Luar Angkasa

"Penelitian kami menunjukkan bahwa kami harus melakukan tindakan pencegahan untuk memastikan pergeseran cairan dan perubahan bentuk otak," papar Wuyts.

Ia menambahkan pula salah satu hal yang dapat mengurangi efek ini adalah dengan gravitasi buatan.

"Menggunakan gravitasi buatan di stasiun luar angkasa atau roket ke Mars kemungkinan besar akan memecahkan masalah perpindahan cairan. Namun ini rumit untuk direalisasikan, meski begitu penelitian di masa depan bisa saja berhasil mewujudkannya," tambah Wuyts.

Studi otak kosmonot yang lama tinggal di luar angkasa ini telah dipublikasikan di jurnal Frontiers in Neural Circuits.

Baca juga: Kosmonot Temukan Retakan Baru di Stasiun Luar Angkasa Internasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com