Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/01/2022, 19:40 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, anak-anak memerlukan gizi yang cukup dan seimbang. Namun, perlukah anak mendapatkan suplemen tambahan?

Nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh terbagi menjadi dua yaitu makronutrien dan mikronutrien.

Makronutrien dibutuhkan dalam jumlah besar seperti karbohidrat, protein, dan lemak, sedangkan mikronutrien dibutuhkan lebih sedikit seperti vitamin dan mineral.

Kebutuhan mikronutrien meliputi mineral seperti seng, zat besi, kalsium, asam folat, serta vitamin A, C, D, E, B6, dan B12, yang cukup dan seimbang sehingga kebutuhan gizi anak terpenuhi.

Ahli Nutrisi dan Penulis Dr. dr. Meta Hanindita, Sp.A.(K) menegaskan, mikronutrien terbaik terpenuhi dari sumber alami makanan sehari-hari.

Pada anak malnutrisi, baik gizi kurang atau obesitas, berisiko kekurangan zat gizi mikronutrien.

Sumber-sumber mikronutrien sebagian besar dapat diperoleh dari protein hewani seperti hati ayam, ayam, daging sapi, ikan, sarden, salmon, telur, kerang, dan sumber alami lainnya.

Baca juga: Tips Memberikan Suplemen Vitamin dan Mineral untuk Anak

 

“Ada orang tua menganggap yang mahal lebih baik padahal belum tentu. (Bisa diberikan) produk lokal dan terjangkau, (yang penting mengandung sumber mikronutrien) memastikan proporsinya sesuai,” papar Meta dalam siaran Bincang KG bertema Pemenuhan Gizi Sejak Dini untuk Generasi Sehat, Rabu (26/1/2022).

Lantas, kapan anak diberikan suplemen tambahan?

Meta menuturkan, orang tua sebaiknya mengusahakan pemenuhan nutrisi anak berasal dari makanan sehari-hari.

Kendati begitu, seorang anak dapat diberikan suplemen vitamin dan mineral apabila muncul gejala defisiensi, dengan berkonsultasi pada ahli terlebih dahulu.

“Jika ada gejala seperti pucat, defisit zat besi, maka diberikan suplementasi zat besi,” ujar dia.

Melansir Kompas.com, 19 Juni 2021, anak tidak membutuhkan suplemen jika asupan makanannya sudah bergizi, serta mencukupi kebutuhan gizi makro dan mikro, yaitu sesuai konsep “Isi Piringku” dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Baca juga: Apakah Anak Perlu Minum Suplemen Vitamin?

Ilustrasi anak belajar makan sendiri, makan sendiri tanpa banyak sisa makanan tumpah adalah salah satu tahapan tumbuh kembang anak usia 2 tahun. Shutterstock/Oksana Kuzmina Ilustrasi anak belajar makan sendiri, makan sendiri tanpa banyak sisa makanan tumpah adalah salah satu tahapan tumbuh kembang anak usia 2 tahun.

Konsep ini memberikan anak-anak makanan pokok, lauk pauk, sayuran, dan buah-buahan.

Suplemen anak dapat ditambahkan jika anak kekurangan gizi tertentu. Namun, oversuplementasi atau kelebihan suplemen tidak baik bagi tubuh anak.

Vitamin dan mineral pada bayi

Sebagai tambahan informasi, pemberian sayur dan buah untuk anak di bawah dua tahun bersifat pengenalan dan tidak dibutuhkan terlalu banyak.

Pada dasarnya pemberian vitamin dan mineral pada bayi merupakan sebuah suplementasi.

Baca juga: Mengenal Gejala KIPI Vaksin Anak dan Cara Penanganannya Usai Vaksinasi

 

Artinya, vitamin dan mineral hanya diberikan pada bayi dan anak yang kebutuhan mikronutriennya tidak terpenuhi dari asupan makanan sehari-hari.

Sementara itu, anak berumur sekitar 1 tahun juga tak jarang mengalami neopobia atau anak merasa takut dengan makanan baru yang mengakibatkan penolakan.

Hal ini harus diwaspadai dan diantisipasi dengan memperkenalkan berbagai rasa dan tekstur makanan pada anak sesuai kebutuhan nutrisinya.

Dituliskan dalam laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), salah satu cara mendeteksi kekurangan vitamin dan mineral dilakukan dengan pemeriksaan marker biokimia mikronutrien tersebut.

Namun, pemeriksaan membutuhkan biaya cukup besar dan memerlukan proses pengambilan darah.

Baca juga: 5 Dimensi Mindful Parenting dalam Pemenuhan Gizi Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com