Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Sebut Longsor Mungkin Jadi Penyebab Letusan Gunung Tonga, Mirip Anak Krakatau 2018

Kompas.com - 20/01/2022, 18:45 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

3. Kemungkinan letusan disebabkan longsor

Nah, dengan posisi yang sama-sama berada di tengah laut dan bukaan kawah kaldera ke arah tertentu, Mirzam mengatakan, seharusnya kita sudah belajar dari apa yang terjadi dengan letusan di Krakatau tahun 1883 dan 2018 lalu.

Ada dua mekanisme yang terjadi pada letusan Gunung Krakatau, yakni ledakan vulkanik besar yang bisa menghasilkan tsunami seperti kejadian letusan Krakatau pada 1883, atau letusan yang terjadi karena dorongan longsor dan longsor inilah yang menghasilkan tsunami seperti kejadian Krakatau 2018.

Baca juga: Tsunami Tonga, Ahli Jelaskan Dampak Letusan Gunung Berapi Bawah Laut

Sehingga menimbulkan pertanyaan besar, kejadian letusan Tonga kemarin lebih cenderung diakibatkan oleh faktor pemicu yang mana?

Untuk persoalan ini, Mirzam menjelaskan bahwa untuk mengetahui ledakan Tonga kemarin disebabkan oleh apa, maka harus diteliti dahulu produk abu, produk material dari letusan itu, dan lain sebagainya.

Selain itu, penyebab pastinya juga bisa diteliti oleh para ahli dari melihat posisi geografis Tonga dengan garis pantai terdekat, waktu sampainya tsunami dan ketepatan waktunya dengan ledakan terjadi.

"Nah, Tonga ini yang mana? Tentu harus diteliti sama kita, dari produk abunya, dari produk materialnya seperti apa. Waktunya bersamaan atau tidak dengan datangnya tsunami ke garis pantai, dan lainnya".

"Saya sih ada posibility Tonga itu tidak seperti letusan Krakatau 1883 (disebabkan oleh ledakan vulkanik). Artinya, mungkin di-trigger (dipicu) oleh longsoran dulu, kemudian ada tsunami, letusan besar, dan ada tsunami lagi, begitu ya maka tsunaminya pun berkali-kali," tambahnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, kalau ada sebuah gunung api bawah laut, dan meletus besar seperti disebabkan oleh ledakan vulkanik, maka timing atau waktu datangnya tsunami ke garis pantai pasti jauh lebih cepat.

Namun, berbeda dengan kejadian tsunami yang diakibatkan oleh gunung api yang terjadi akibat longsor. Kemungkinan tsunami mencapai tepi pantai justru akan lebih lambat.

Mirzam melihat, kemungkinan yang kedua inilah yang terjadi di Tonga.

Karena diketahui bahwa ledakan Tonga terjadi secara tiba-tiba, tidak terdeteksi dengan alat pemantau pergerakan magma, dan potensi risiko tsunami masih sempat diberikan peringatan yang kemudian dicabut kembali pada Minggu sore(16/1/2022).

Setelah peringatan tsunami pasca letusan gunung berapi bawah laut di Tonga dicabut, masyarakat di sekitar Jepang yang berpotensi terdampak diberikan peirngatan akan adanya fluktuasi dari pasang surut air laut.

"Jadi itu (waktu tsunami tiba di garis pantai) adalah informasi sebenarnya, kapan sebenarnya dari fase tsunami itu terbentuk di tengah lautan di Tonga, dan sampai datang (di garis pantai) itu informasi awal, apakah mekanismenya itu longsoran dulu baru diikuti tsunami atau langsung letusan besar?" jelasnya.

Baca juga: BMKG Tegaskan Erupsi Gunung Api Bawah Laut di Tonga Tidak Berdampak Ke Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com