KOMPAS.com - Penelitian terbaru menemukan, bahwa seseorang yang terpapar Covid-19 dengan gejala ringan memiliki risiko mengalami penurunan fungsi kognitif maupun kemampuan lainnya di otak.
Berdasarkan riset yang dilakukan peneliti dari Oxford University di Inggris, orang tanpa Long Covid dan cenderung bergejala ringan dapat mengalami penurunan daya ingat sekitar enam sampai sembilan bulan setelah dinyatakan sembuh.
Dilansir dari CNA, Rabu (19/1/2022) studi tersebut, melibatkan 136 partisipan yang pernah positif Covid-19 dan tidak mengalami gejala berat.
Para peneliti meminta mereka untuk menyelesaikan sebuah latihan yang telah dirancang guna menguji memori dan kemampuan kognitif.
Hasilnya, tim peneliti menemukan bahwa partisipan secara signifikan mengalami kesulitan dalam mengingat pengalaman pribadi atau yang dikenal sebagai memori episodik. Mereka juga mengaku mengalami penurunan terkait kemampuan untuk tetap berkonsentrasi.
Masalah kognitif sendiri diketahui sebagai salah satu gejala Covid-19 yang memengaruhi kemampuan berkonsentrasi, ingatan serta mudah merasa kelelahan.
"Hal yang mengejutkan adalah, meskipun para penyintas Covid-19 dalam penelitian kami tidak merasakan gejala apa pun pada saat pengujian, mereka menunjukkan penurunan perhatian dan ingatan," ujar peneliti dari Department of Experimental Psychology, di Oxford University, Dr Sijia Zhao.
Baca juga: Daftar Gejala Covid-19 Ringan, Sedang, dan Berat
"Penemuan (gejala Covid-19 ringan sebabkan penurunan kognitif) kami mengungkapkan bahwa orang dapat mengalami beberapa efek (terkait) kognitif kronis selama berbulan-bulan (setelah terinfeksi Covid-19)," lanjutnya.
Kendati demikian, para peneliti menuturkan bahwa seiring berjalannya waktu penyintas Covid-19 yang mengalami memori episodik dan sulit berkonsentrasi, kondisinya akan kembali membaik setelah enam sampai sembilan bulan.
Kemudian, partisipan dalam studi tersebut pun diminta untuk menjalani tes kemampuan kognitif lainnya termasuk kerja memori dan perencanaan. Berdasarkan analisis peneliti, hasilnya cukup baik.
Sementara itu, peneliti dari MRC Biostatistics Unit dari University of Cambridge, Stephen Burgess menyoroti jumlah partisipan yang terlibat. Burgess juga mengatakan, studi itu tidak dilakukan secara acak.
“Namun, terlepas dari ini, perbedaan antara kelompok Covid-19 dan non-Covid dalam hal beberapa ukuran khusus kemampuan kognitif yang dilihat dalam penelitian ini sangat mencolok,” katanya.
Dia menambahkan, di luar dari keterbatasan penelitian terkait pengaruh gejala Covid-19 ringan terhadap fungsi kognitif ini, tampaknya hasil studi tidak mungkin dapat dijelaskan oleh perbedaan sistematis antara kelompok yang tidak terkait dengan infeksi Covid-19.
Baca juga: Eucalyptus Bantu Redakan Gejala Covid-19 Ringan, Begini Cara Pakainya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.