Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilihan Alternatif Batu Bara sebagai Sumber Energi

Kompas.com - 16/01/2022, 21:00 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Saat ini batu bara merupakan sumber energi terbesar ketiga yang digunakan di berbagai negara, setelah minyak bumi dan gas bumi. Batu bara merupakan sumber energi yang bisa habis, dikarenakan proses pembentukannya yang memakan ribuan tahun.

Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan batu bara sebagai sumber energi sangat tinggi dan tidak sebanding dengan proses pembentukan batu bara yang baru. Para ahli memperkirakan cadangan batu bara akan habis sekitar 100 tahun lagi.

Dalam dunia pembangunan, 100 tahun bukan waktu yang lama. Kita perlu segera memikirkan sumber energi alternatif batu bara untuk tetap bisa mendukung kehidupan manusia.

Alternatif energi batu bara

Dilansir dari U.S. Energy Information Administration, batu bara bisa diganti dengan menggunakan sumber energi terbarukan. Terdapat 5 energi terbarukan yang bisa menjadi alternatif batu bara. Energi terbarukan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Biomassa (termasuk di dalamnya limbah kayu, sampah padat, dan biodiesel)
  • Air
  • Geotermal
  • Angin
  • Sinar matahari

Sumber energi alternatif ini disebut lebih menguntungkan karena tersedia dalam jumlah besar di alam dan bisa tersedia tanpa batas karena proses alam yang berkelanjutan. Tidak hanya itu, sumber energi terbarukan juga berpotensi untuk mengurangi emisi karbon yang menjadi masalah utama pemanasan global. Pemanasan global merupakan masalah yang sedang mendapatkan perhatian besar dari berbagai pihak.

Baca juga: Apa Saja yang Termasuk Energi Terbarukan?

Alternatif energi di Indonesia

Berbagai pilihan alternatif batu bara ini tengah dikembangkan dan mulai dicoba di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Salah satu energi terbarukan yang sangat potensial di Indonesia adalah energi matahari.

Indonesia merupakan negara tropis yang terletak di garis khatulistiwa. Hal ini membuat Indonesia menjadi negara yang mendapatkan paparan sinar matahari paling banyak dibandingkan dengan negara yang tidak dilalui oleh garis khatulistiwa.

Pembangkit listrik tenaga surya adalah teknologi yang menjanjikan dan bisa mencapai seluruh wilayah di Indonesia, bahkan di daerah yang terpencil sekalipun. Sayangnya, bahan dan komponen sel surya masih harus diimpor dari luar negeri. Hal ini membuat biaya pemasangan dan pemeliharaannya masih relatif tinggi.

Selain energi matahari, berbagai energi terbarukan juga tersedia di Indonesia. Contohnya angin, air, dan biomassa. Namun, perlu kerja sama semua pihak untuk mengoptimalkan penggunaannya di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com