Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Semeru Erupsi saat Pandemi, Ini yang Harus Dilakukan Pertama

Kompas.com - 05/12/2021, 11:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Erupsi gunung Semeru Sabtu (4/12/2021) sore terjadi di tengah pandemi. Apa saja yang harus diperhatikan masyarakat?

Ahli Kebencanaan UPN Veteran Yogyakarta Eko Teguh Slamet mengatakan, selain menyelamatkan korban, yang paling penting dilakukan adalah tetap menerapkan protokol kesehatan atau anjuran perlakuan pandemi di dalam pengungsian.

"Jadi tetap menerapkan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan)," kata Eko kepada Kompas TV yang disiarkan Live, Minggu (5/12/2021).

Dengan adanya pandemi dan tetap harus menerapkan protokol kesehatan, artinya persediaan masker dan alat pembersih perlu diperbanyak dan tempat pengungsian harus lebih luas.

Baca juga: Ahli Kebencanaan: Sebenarnya Alam Memberi Tanda Semeru Akan Meletus

"5M itu menjadi penting dalam penanganan (bencana erupsi). Bukan hanya untuk warga yang mengungsi, tapi juga para relawan kemanusiaan," imbuh Eko.

"Jangan sampai, kita berusaha menyelamatkan penyintas dari erupsi gunung api tapi kita sendiri (relawan kemanusiaan) terlena lupa pada Covid-19."

Lantas, apa yang harus dilakukan pertama kali agar warga dapat segera memperoleh penanganan?

Berkaitan dengan hal ini, di level pertama yang penting dilakukan adalah warga bantu warga.

"Warga yang tidak terdampak bisa membantu warga yang terdampak," ungkap Eko.

Sementara itu, bantuan-bantuan dasar untuk kebutuhan sehari-hari seperti makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal jika memungkinkan bisa melalui warga bantu warga.

Sebab di lapangan, menurut jurnalis Kompas TV, pagi tadi Menteri Sosial Tri Rismaharini sudah tiba di Lumajang untuk memberikan bantuan tapi petugas kesulitan untuk mencapai lokasi paling terdampak.

"Pertama warga bantu warga dulu, kemudian barulah pemerintah daerah setempat membantu warga yang membantu warga. Hal itu akan lebih efektif," ujar Eko.

"Mohon maaf kalau saya membuat statement tidak seharusnya pejabat pemerintah mendatanginya sekarang. Kalau mau datang sebelumnya, ketika intensitas pelatihan diperkuat. Tanpa mengurangi rasa hormat dan niat baik."

Baca juga: Gunung Semeru Meletus, Ahli: Termasuk Erupsi Sekunder

Berdasarkan data sementara yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB per Sabtu (4/11/2021), kejadian bencana awan panas guguran Gunung Semeru telah berdampak di enam desa yang berada di dua kecamatan di Kabupaten Lumajang.

Selain itu, sebaran abu vulkanik telah berdampak di 11 desa/kelurahan di sembilan kecamatan.

Di samping itu, kejadian awan panas guguran Gunung Semeru telah menyebabkan satu orang warga meninggal dunia, 2 orang hilang, 8-10 orang masih terjebak, 70 orang dilarikan ke puskesmas dan 300 KK mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Sementara itu, kerusakan dan kerugian materil masih dalam proses pendataan lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com