Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Manusia Memiliki Dagu, Sedang Primata Lain Tidak?

Kompas.com - 25/10/2021, 13:00 WIB
Zintan Prihatini,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dagu merupakan salah satu bagian dari tubuh manusia yang sangat unik. Faktanya, manusia adalah satu-satunya primata yang memiliki dagu.

Tonjolan tulang di ujung rahang bawah ini tidak terlihat pada spesies hominid lainnya.

Misteri tubuh manusia kali ini membahas mengenai mengapa manusia memiliki dagu.

Sebenarnya, apa kegunaan dagu?

Dilansir dari Smithsonian Magazine, Rabu (04/01/2012), dagu yang dimiliki manusia berfungsi membantu menopang rahang terhadap tekanan mekanis tertentu.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia: Kenapa Siku Terbentur Rasanya Sangat Sakit?

Dalam jurnal yang terbit di Medical Hypotheses tahun 2007, mahasiswa University of Otago di Selandia Baru Ionut Ichim bersama rekannya mengungkap, dagu berevolusi sebagai respons terhadap cara bicara manusia yang unik. Dagu dapat melindungi rahang terhadap tekanan yang dihasilkan oleh kontraksi otot lidah tertentu.

Sedangkan peneliti lain berpikir bahwa dagu berevolusi untuk melindungi rahang terhadap kekuatan yang dihasilkan akibat mengunyah makanan.

Pada tahun 2011, Flora Grninging, antropolog biologi di University of York bersama peneliti lain menguji gagasan tersebut dengan memodelkan bagaimana rahang manusia modern dan neanderthal menahan beban struktural.

Hasil penelitian yang diterbitkan di American Journal of Physical Anthropology ini menunjukkan, dagu memang membantu menopang rahang selama mengunyah.

Tim Flora menyatakan, mungkin dagu berevolusi untuk mempertahankan rahang tetap kuat terhadap beban karena gigi, rahang, dan otot untuk mengunyah.

Di sisi lain, James Pampush seorang antropolog evolusioner di University of Florida telah mempelajari lebih dari 100 spesies primata termasuk manusia, simpanse, hingga lemur.

Dia mengukur parameter rahang menggunakan CT scan di National Museum of Natural History Smithsonian.

Dari studinya, Pampush menemukan bahwa sudut yang menentukan dagu berubah dengan cepat selama evolusi manusia, tetapi tidak ada dalam silsilah primata lain yang merupakan tanda dari tekanan evolusi.

“Seleksi alam pasti terlibat dalam menghasilkan bentuk dagu yang sangat tidak biasa itu,” ujar Pampush.

Melansir NBC News, Rabu (15/04/2015) antropolog di University of Iowa, Nathan Holton menuturkan, dibandingkan dengan kerabat manusia lainnya seperti neanderthal, Homo sapiens modern memiliki dagu yang menonjol.

Menurutnya, penonjolan dagu mungkin terjadi karena efek samping dari bagian wajah yang berevolusi menjadi lebih kecil, untuk menentukan apakah penonjolan dagu melindungi rahang dari pembengkokan saat mengunyah.

Holton serta ilmuwan lain memeriksa gambar sinar-X dari Iowa Facial Growth Study yang melacak perkembangan tengkorak anak-anak usia 3 tahun hingga orang dewasa.

Baca juga: Kenapa Manusia Mempunyai 2 Ginjal?

Para peneliti menggunakan 292 pengukuran dari 18 wanita dan 19 pria, kemudian melacak perkembangan rahang dan tulang terkait perlindungan terhadap tekanan.

Penelitian yang terbit di Journal of Anatomy pada 2015 ini menemukan dagu lebih menonjol seiring bertambahnya usia.

Tetapi para ilmuwan tidak menemukan hubungan yang konsisten antara penonjolan dagu dengan tingkat resistansi.

Holton menjelaskan, bahwa rahang relatif lebih baik dalam menahan beberapa jenis tekanan pada usia 3 tahun, yaitu saat dagu belum berkembang dengan baik dibandingkan dengan usia dewasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com