Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tabung Bekas APAR Disulap Jadi Tabung Oksigen, Kenali Bahayanya

Kompas.com - 20/08/2021, 12:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Tim Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim menggerebek toko penjual oksigen di Jalan Simorejo Timur, Surabaya, 12 Agustus 2021 lalu.

Toko tersebut diduga menjual tabung oksigen rekondisi yang tidak sesuai dengan syarat medis untuk produk kesehatan.

Polisi menemukan ratusan tabung gas bekas alat pemadam api ringan (APAR) yang dicat ulang dan dimodifikasi menjadi tabung oksigen untuk pasien Covid-19 lengkap dengan regulatornya.

Ukurannya macam-macam, ada 1 meter kubik, 1,5 meter kubik, 5 meter kubik hingga 6 meter kubik.

"Produk gas oksigen rekondisi yang berbahaya ini dijual Rp 4 juta untuk ukuran 1 meter kubik lengkap dengan regulatornya," kata Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta, di Mapolda Jatim, Rabu (18/8/2021).

Apa bahayanya?

Baca juga: 4 Jenis Tabung Oksigen untuk Memasok Oksigen Tambahan

Dilansir dari laman resmi Damkar, APAR atau fire extinguisher adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil.

APAR pada umumnya berbentuk tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan tinggi.

Ada beberapa jenis APAR, salah satunya berisi karbon dioksida (CO2) yang berfungsi untuk mengurangi kadar oksigen dan efektif untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di dalam ruangan (indoor).

Peneliti dari Pusat Metalurgi dan Material Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Yudi Nugraha Thaha mengatakan bahwa tabung karbon dioksida (CO2) yang diisi dengan oksigen (O2) berbahaya untuk kesehatan manusia jika dihirup.

"Ketika tabung CO2 diisi ulang oleh oksigen, kita tidak bisa menjamin apakah tidak ada CO2 yang tersisa dalam tabung. Jika ada CO2 dalam tabung yang tersisa, itu berbahaya bagi paru paru," kata Yudi kepada Kompas.com, Jumat (20/8/2021).

Menghirup CO2 dapat menyebabkan keracunan akibat gangguan penyerapan oksigen pada sel tubuh, terutama di paru-paru.

Dilansir dari ethanolrfa.org, gejala yang bisa ditimbulkan jika menghirup CO2 termasuk pusing, sakit kepala, mual, sesak napas, peningkatan denyut jantung, gangguan penglihatan dan pendengaran, gangguan memori, hingga jantung aritmia.

Yudi menjelaskan, tabung CO2 tidak didesain untuk menahan tekanan gas terkompresi sebesar tekanan gas oksigen jika terisi penuh.

Tabung oksigen didesain dengan bahan khusus yang tahan terhadap tekanan 2.200 psi atau 150 bar.

"Kalau untuk tabung CO2, tabungnya didesain dengan ketahanan tekananannya di bawah oksigen, angkanya saya lupa," imbuh dia.

 

Arsip Foto. Warga antre untuk mengisi ulang tabung oksigen di agen oksigen di Batu Tulis, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (19/7/2021). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww Arsip Foto. Warga antre untuk mengisi ulang tabung oksigen di agen oksigen di Batu Tulis, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (19/7/2021).

Karena tabung oksigen didein khusus untuk menahan tekanan 150 bar, tekanan ini tidak dimiliki oleh tabung lain.

“Tidak bisa tabung LPG, CO2, Ar, Nitrogen di-refill oleh oksigen untuk medis, karena tabungnya enggak kuat menahan tekanan oleh oksigen spesifikasi untuk medis,” ujar Yudi dalam wawancara dengan Kompas.com 28 Juli 2021.

Pengisian ulang oksigen medis menggunakan tabung selain untuk kebutuhan tabung oksigen medis juga berpotensi menimbulkan terjadinya kontaminasi.

“Kalau tabung CO2 diisi O2 enggak bisa, karena ada risiko kontaminasi. Dari safety pada bahan tabung pun berbahaya,” kata Yudi.

Penggunaan tabung oksigen medis dengan tabung lain yang peruntukannya tidak untuk kepentingan medis juga tidak diperbolehkan.

Alasannya, tabung oksigen medis lebih tinggi kemurniannya jika dibandingkan tabung oksigen selain untuk kepentingan medis.

“Tabung oksigen medis lebih tinggi kemurniannya, tabung oksigen medis kadar oksigennya 99,5 persen sementara tabung oksigen untuk las kadar oksigennya 99,2 persen,” ujar dia.

Dia mengingatkan untuk menggunakan tabung oksigen sesuai spesifikasinya karena untuk tabung oksigen medis sudah ada standarnya.

Baca juga: Tabung Oksigen Meledak Saat Diisi Ulang, Begini Penjelasan Pakar LIPI

Cara mengetahui tabung berisi oksigen atau tidak

Yudi mengatakan bahwa perbedaan warna dalam semua tabung gas berfungsi untuk menginformasikan tabung itu difungsikan untuk apa dan sudah didesain sesuai standar.

Untuk mengetahui suatu tabung berisi CO2, biasanya dapat dilakukan uji nyala di laboratorium dengan menggunakan aliran gas yang kecil sekali.

"Cuma di lapangan, untuk masyarakat umum ini tidak direkomendasikan," kata Yudi.

"Di lapangan kayaknya susah mengujinya, kecuali pakai sensor CO2 portable. Lebih baik jika ingin membeli tabung oksigen, langsung beli di agen yang terpercaya," imbuhnya memperingatkan.

Sumber: Kompas.com (Kontributor Surabaya-Achmad Faizal, Nur Rohmi Aida/ Robertus Belarminus, Inggried Dwi Wedhaswary)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com