Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spesies Baru Katak Labu, Bisa Bersinar di Bawah Sinar UV dan Beracun

Kompas.com - 29/04/2021, 14:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber CNN,Gizmodo

Dalam genetik, kodok ini tampaknya 3 persen berbeda secara genetik dengan B. ephippium.

Jika dilihat dari dekat, ada perbedaan halus pada penampilan B. rotenbergae dengan spesies lain.

Kodok B. rotenbergae memiliki bintik hitam yang memudar di tengkoraknya. Ini tidak terlihat pada spesies terkait lainnya.

Panggilan kawin mereka juga tampaknya sedikit berbeda dari spesies lain.

“Seratus, bahkan 50 tahun yang lalu, sangat mudah untuk mendeskripsikan spesies baru. Tapi sekarang, kami harus melakukan lebih banyak pekerjaan untuk mendeskripsikan spesies yang sangat mirip ini,” kata Nunes.

Misteri spesies baru kodok labu

Ada banyak misteri tentang kodok labu secara umum. Beberapa tahun yang lalu, para ilmuwan menemukan bahwa beberapa spesies memiliki struktur tulang yang berpendar dalam sinar UV.

Hal ini juga dimiliki oleh spesies baru B. rotenbergae ini.

Tetapi seperti banyak hewan berpendar, hingga kini para ahli belum memahami kenapa mereka memiliki kemampuan tersebut.

Ada beberapa teori yang mengatakan bahwa fluoresensi adalah cara lain untuk memperingatkan predator agar waspada menggigit makanan beracun.

Tapi itu juga bisa menjadi alat yang berguna bagi kodok untuk mengenali satu sama lain, menurut Nunes.

Racun kodok

Dilansir CNN, Rabu (28/4/2021), Nunes juga mengatakan bahwa B. rotenbergae memiliki racun, tetapi ancamannya terhadap manusia minimal.

"Manusia dapat menyentuh kodok ini dengan tangan kosong, tetapi jangan sampai menyentuh mata atau mulut kodok," tambah Nunes.

Kodok mengeluarkan racun yang disebut tetrodotoxin. Ini adalah racun yang sama yang ditemukan pada ikan fugo.

"Manusia bisa diracuni dengan menelan kodok atau jika luka terbuka mengenai kulit mereka," kata peneliti kodok Sandra Goutte, postdoctoral associate di New York University Abu Dhabi, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Baca juga: Spesies Baru Gurita Dumbo, Diidentifikasi Tanpa Pembedahan

Tidak diketahui berapa lama umur mereka atau berapa banyak di alam liar, tetapi Nunes memperkirakan ada beberapa ratus ekor di daerah tersebut.

Dia berharap untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada katak oranye terang ini untuk mempelajari mengapa mereka berpendar dan memantau mereka untuk tujuan konservasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com