KOMPAS.com - Para ilmuwan di Inggris bermain dengan sebongkah es kering berukuran besar untuk mencari tahu apa yang ada di balik pola "laba-laba di Mars".
Pola yang terlihat dalam citra satelit itu berada di kutub selatan Planet Merah. Tentu saja, itu bukan laba-laba asli.
Karena bentuknya hitam dan ada cabang-cabang di sekitarnya, para peneliti menjulukinya areneiforms yang artinya seperti laba-laba.
Pola ini sudah ditemukan lebih dari dua dekade lalu. Dan sejak saat itu belum ada yang berhasil menjelaskan sebenarnya pola apa itu.
Baca juga: Robot InSight NASA Deteksi 2 Gempa Kuat Guncang Planet Mars
Berukuran hingga 1 kilometer, bentuk raksasa itu tidak menyerupai apa pun yang ada di Bumi.
Namun dalam studi terbaru yang terbit di jurnal Scientific Reports edisi 19 Maret, para ilmuwan berhasil mencipkatan pola laba-laba kecil seperti Mars di laboratorium.
Dilansir Live Science, Senin (5/4/2021), ahli menggunakan lempengan es karbon dioksida atau disebut juga es kering dan mesin yang mensimulasikan atmosfer Mars.
Ketika es kering melakukan kontak dengan lapisan sedimen mirip Mars yang jauh lebih hangat, sebagian es langsung berubah dari padat menjadi gas (proses yang disebut sublimasi), membentuk retakan mirip laba-laba karena gas yang keluar mendorong es.
"Penelitian ini menyajikan serangkaian bukti empiris pertama untuk proses permukaan yang diperkirakan mengubah lanskap kutub di Mars," kata penulis utama studi Lauren McKeown, ilmuwan planet di Universitas Terbuka di Inggris, dalam sebuah pernyataan.
"Eksperimen menunjukkan secara langsung bahwa pola laba-laba yang kita amati di Mars dari orbit dapat diukir dengan konversi langsung es kering dari padat menjadi gas."
Menurut NASA, atmosfer Mars mengandung lebih dari 95 persen karbon dioksida (CO2).
Selain itu, ada begitu banyak es dan embun beku yang terbuat dari CO2 terbentuk di sekitar kutub planet Mars pada musim dingin.
Dalam sebuah studi tahun 2003, para peneliti berhipotesis bahwa laba-laba di Mars dapat terbentuk di musim semi, ketika sinar matahari menembus lapisan es CO2 yang tembus cahaya dan memanaskan tanah di bawahnya.
Pemanasan itu menyebabkan es menyublim dari dasarnya, membangun tekanan di bawah es hingga akhirnya retak.
Menurut hipotesis tim tersebut, gas keluar melalui celah-celah asap yang menyembur, meninggalkan pola kaki laba-laba zigzag yang terlihat di Mars hari ini.