KOMPAS.com - Merokok meningkatkan risiko terserang berbagai penyakit dan kecacatan, serta membahayakan hampir setiap organ tubuh.
Mengutip laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), untuk setiap orang yang meninggal karena merokok, setidaknya 30 orang hidup dengan penyakit serius terkait merokok.
Merokok menyebabkan kanker, penyakit jantung, stroke, penyakit paru-paru, diabetes, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), yang meliputi emfisema dan bronkitis kronis.
Baca juga: 3 Alasan Harus Berhenti Merokok, Bahkan Setelah Didiagnosis Kanker
Merokok juga meningkatkan risiko tuberkulosis, penyakit mata tertentu, dan masalah sistem kekebalan, termasuk rheumatoid arthritis.
Itulah sebabnya tak ada alasan untuk tak berhenti merokok. Meski banyak orang sangat sulit untuk berhenti merokok. Apalagi, jika Anda telah melakukan kebiasaan merokok dalam waktu yang sangat lama.
Namun tahukah Anda, begitu Anda berhenti merokok, peningkatan kondisi kesehatan dapat langsung dirasakan.
Ini karena berhenti merokok berarti memutus siklus kecanduan dan pada dasarnya mengatur ulang otak untuk berhenti mengidam nikotin.
Semakin cepat seorang perokok berhenti, semakin cepat pula mereka mengurangi risiko terkena kanker, penyakit jantung dan paru-paru, dan berbagai kondisi lain yang berhubungan dengan merokok.
Bahkan, manfaatnya hampir instan. Segera setelah seseorang berhenti merokok, tubuhnya mulai pulih dari waktu ke waktu:
Melansir Medical News Today, hanya dalam 20 menit setelah rokok terakhir dihisap, detak jantung turun dan kembali normal. Tekanan darah mulai turun, dan sirkulasi juga mulai membaik.
Rokok mengandung banyak racun yang diketahui termasuk karbon monoksida, gas yang ada dalam asap rokok.
Gas ini bisa berbahaya atau fatal dalam dosis tinggi dan mencegah oksigen masuk ke paru-paru dan darah. Jika terhirup dalam dosis besar dalam waktu singkat, bisa terjadi mati lemas akibat kekurangan oksigen.
Setelah 12 jam tanpa rokok, tubuh akan membersihkan diri dari kelebihan karbon monoksida dari rokok. Tingkat karbon monoksida kembali normal, sehingga kadar oksigen tubuh akan meningkat.
Baru 1 hari setelah berhenti merokok, risiko serangan jantung mulai menurun.
Merokok meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dengan menurunkan kolesterol baik, yang membuat olahraga jantung lebih sulit dilakukan.
Merokok juga meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan pembekuan darah, meningkatkan risiko stroke.
Hanya dalam 1 hari setelah berhenti merokok, tekanan darah seseorang mulai turun, menurunkan risiko penyakit jantung akibat tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh merokok.
Dalam waktu singkat ini, kadar oksigen seseorang akan meningkat, membuat aktivitas fisik dan olahraga lebih mudah dilakukan, yang mana ini dapat menjadi kebiasaan yang menyehatkan jantung.
Merokok merusak ujung saraf yang bertanggung jawab atas indera penciuman dan pengecapan. Hanya dalam 2 hari setelah berhenti, seseorang mungkin merasakan peningkatan indra penciuman dan rasa yang lebih hidup saat saraf ini sembuh.
Setelah 3 hari setelah berhenti merokok, kadar nikotin dalam tubuh seseorang habis. Meskipun lebih sehat tidak memiliki nikotin di dalam tubuh, penipisan awal ini dapat menyebabkan penarikan diri dari nikotin.
Sekitar 3 hari setelah berhenti, kebanyakan orang akan mengalami kemurungan dan lekas marah, sakit kepala parah, dan mengidam saat tubuh menyesuaikan diri.
Baca juga: 4 Alasan Merokok Tingkatkan Risiko Kematian akibat Covid-19