Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Aktif 900 Tahun, Gunung di Islandia Kembali Muntahkan Magma

Kompas.com - 24/03/2021, 09:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Letusan gunung berapi yang terletak di sistem vulkanik Krysuvik, Islandia erupsi pada Jumat (19/3/2021).

Menariknya, letusan ini menjadi letusan pertama setelah gunung dorman atau tidak aktif selama sekitar 900 tahun.

Letusan itu disebut 'celah letusan' dan berukuran sekitar 500 hingga 700 meter. Sementara area lava, kurang dari kilometer persegi dengan air mancur lahar kecil.

Akibat dari letusan itu, lahar merah menyala mengalir hingga mendekati ibukota Islandia, Reykjavik dan bahkan mendekati tujuan wisata populer, spa geotermal Blue Lagoon.

Baca juga: Bukti Kedahsyatan Gunung Berapi 2000 Tahun Lalu, Paksa Orang Mesir Kuno Mengungsi

Selain kedua lokasi itu, gunung juga hanya berjarak beberapa kilometer dari Bandara Internasional Keflavik Islandia dan pelabuhan nelayan kecil Grindavik.

Namun otoritas setempat menyebut, letusan tersebut tak menimbulkan bahaya bagi manusia.

"Letusan dianggap kecil pada tahap ini," kata Kantor Meteorologi Islandia (IMO) yang memanatau aktivitas seismik.

Tetapi menurut koordinator bencana gempa bumi IMMO Kristin Jonsdottir ada kemungkinan letusan akan berlangsung selama beberapa hari ke depan.

Pejabat pelabuhan Grindavik Sigurdur Kristmundsson mengatakan kepada AFP bahwa penduduk setempat justru senang dengan letusan tersebut.

"Tak ada yang dalam bahaya atau semacamnya. Jadi saya pikir orang-orang senang dan tak takut," katanya.

Baca juga: Bumi Awal Dulu Punya Atmosfer yang Beracun, Ditutupi Lautan Magma

Warga setempat antusias menyaksikan aliran magma yang berasal dari gunung berapi dari sistem vulaknik Krysuvik, Islandia. sciencealert Warga setempat antusias menyaksikan aliran magma yang berasal dari gunung berapi dari sistem vulaknik Krysuvik, Islandia.

Akses ke daerah letusan awalnya di tutup tapi kemudian di buka untuk umum. Meski begitu, penduduk tetap diingatkan, karena gas dari letusan gunung berapi-terutama sulfur dioksida-- dapat meningkat dan membahayakan kesehatan bahkan berakibat fatal.

"Namun saat ini pencemaran gas diperkirakan tak menimbulkan masalah bagi masyarakat kecuali dekat dengan sumber letusan. Emisi gas akan dipantau secara ketat," kata IMO.

Tidak aktif selama 900 tahun

Menurut IMO, Sistem Krysuvik --yang tak memiliki pusat gunung api--tidak aktif selama 900 tahun terakhir.

Tetapi wilayah itu di bawah pengawasan selama beberapa minggu setelah terjadi gempa berkekuatan 5,7 pada 24 Februari di dekat Gunung Keilir di pinggiran Reykjavik.

Sejak itu, lebih dari 50.000 getaran kecil telah tercatat, dan magma terdeteksi hanya satu kilometer di bawah permukaan bumi dalam beberapa hari terakhir di dekat Fagradalsfjall.

Baca juga: Letusan Gunung Berapi Awal Zaman Kapur Picu Pengasaman Laut

Ahli geofisika Gudmundsson mengatakan, letusan itu menandakan periode baru yang mungkin berlangsung berabad-abad dengan letusan, mungkin 10 tahun sampai 100 tahun.

Islandia memiliki 32 sistem vulkanik yang saat ini dianggap aktif dan jumlahnya tertinggi di Eropa. Rata-rata setiap lima tahun terjadi letusan di Islandia.

Pergeseran lempeng tektonik Eurasia dan Amerika Utara dianggap bertanggung jawab atas aktivitas vulkanik yang intens di Islandia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com