Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Magnitudo Gempa Talaud Lebih Besar, Kenapa Tidak Separah Gempa Majene?

Kompas.com - 22/01/2021, 16:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com- Gempa bumi berkekuatan M 7,0 mengguncang wilayah Melonguane, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, pada Kamis (21/1/2021) malam.

Kendati memiliki magnitudo gempa yang lebih besar, tingkat keparahan atau kerusakan gempa Talaud tidak separah guncangan gempa Majene dan Mamuju.

Badan Meteorologi Klimatologi dan geofisika (BMKG) menyebut gempa tersebut berpusat di 134 km dari Melonguane dan pusat gempa berada di kedalaman 154 km.

Gempa Talaud meski bermagnitudo 7,0, namun gempa ini menurut BMKG tidak berpotensi tsunami.

Baca juga: 6 Fakta Tunjaman Lempeng Laut Filipina yang Picu Gempa Talaud M 7,0

 

Lantas, mengapa gempa Talaud yang lebih besar ini tidak separah gempa di Majene?

Geolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Gayatri Indah Marliyani mengatakan meskipun gempa ini lebih besar dengan magnitudo 7,0, namun berada di kedalaman yang jauh lebih besar yakni 154 km, dibandingkan dengan gempa Majene-Mamuju yang berada di kedalaman 10 km.

"Selain itu, lokasi sumber gempa-nya juga jauh dari permukiman, sehingga dampak gempa tidak sesignifikan gempa di Majene dan Mamuju," kata Gayatri saat dihubungi Kompas.com, Jumat (22/1/2021).

Gempa bumi ini dirasakan pada area yang luas. Sebab, kata dia, dengan kedalaman dan magnitudo yang sebesar itu, gelombang gempa mampu merambat dan mencapai lokasi yang cukup jauh dari sumber gempa tersebut.

Baca juga: BMKG: 4 Fakta Peningkatan Aktivitas Gempa Januari 2021 Dibandingkan 2020

 

"Kerusakan dilaporkan di kepulauan Talaud yang berlokasi paling dekat dengan sumber gempa. Kerusakan ini timbul diakibatkan efek guncangan gelombang gempa yang mencapai permukaan," jelas Gayatri.

Sedangkan untuk sumber gempa bumi tersebut, Gayatri mengatakan bahwa gempa ini terjadi pada batas subduksi Maluku yang memanjang berorientasi relatif utara-selatan dan terletak di antara kepulauan Maluku dan Sulawesi.

Untuk mekanisme sesar yang bergerak, imbuh dia, tipe yang ada di wilayah itu adalah sesar naik. Ini adalah tipe sesar yang umum dijumpai di zona subduksi.

Baca juga: Setelah Majene dan Sulawesi Utara, Gempa Guncang Laut Lampung

Ilustrasi gempa bumiShutterstock Ilustrasi gempa bumi

"Untuk besaran dan kedalaman seperti yang terjadi kemarin, umumnya tidak akan menyebabkan tsunami," imbuh Gayatri.

Wilayah tersebut, kata Gayatri merupakan daerah subduksi yang aktif, sehingga potensi gempa bumi memang besar.

Lebih lanjut Gayatri menjelaskan bahwa daerah Sulawesi Utara dan Malaku berada pada pertemuan antara tiga lempeng tektonik besar.

Di antaranya lempeng Flipina, lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia. Sehingga, tekanan akibat aktivitas tektonik di wilayah tersebut cukup besar.

Baca juga: Gempa Majene Miskin Gempa Susulan, Begini Analisis BMKG

 

"Seperti lazimnya zona subduksi aktif lainnya, gempa pada zona tersebut didominasi oleh gempa dengan kekuatan menengah hingga besar," jelas Gayatri.

Sementara itu, tingkat kerusakan ditentukan oleh besaran kekuatan gempa, kedalaman lokasi sumber gempa, serta apakah terjadi tsunami atau tidak.

"Biasanya kalau gempa yang terjadi berkekuatan menengah sekitar M 5 sampai M 7 dan terjadi di zona subduksi, yang berada di lepas pantai, dampak gempa tidak akan terlalu signifikan," papar Gayatri.

Baca juga: Gempa Hari Ini M 5,2 Guncang Sulawesi Utara, Tak Berpotensi Tsunami

 

Seperti diberitakan Kompas.com, Kepala Bidang Mitigasi dan Gempabumi BMKG, Daryono menjelaskan bahwa gempa Talaud termasuk gempa berkekuatan besar yang umum terjadi di zona tunjaman lempeng.

Hingga saat ini, gempa bumi di Talaud, Sulawesi Utara tersebut tidak menunjukkan aktivitas aftershock atau gempa susulan.

"Hal ini karena karakteristik batuan pada Lempeng Laut Filipina sangat homogen dan elastis (ductile). Sifat elastis pada batuan ini yang menjadikan batuan tidak rapuh, sehungga gempa susulan jarang terjadi," jelas Daryono.

Baca juga: Gempa Majene Dipicu Sesar Mamuju-Majene Thrust, Ini Penjelasan BMKG

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com