Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Gempa Mamuju, BMKG Bantah Intruksikan Warga Tinggalkan Mamuju

Kompas.com - 18/01/2021, 18:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Dikarenakan, belajar dari pengalaman sejarah bahwa pesisir Majene pernah terjadi tsunami pada tahun 23 Februari 1969 akibat gempa bumi dengan kekuatan magnitudo M 6,3.

Di mana pada sejarah gempa yang memicu tsunami pada saat itu telah mengakibatkan 64 orang meninggal dunia, 97 orang terluka dan 1287 bangunan fasilitas umum serta rumah warga rusak di empat desa.

"Segera melakukan evakuasi mandiri dengan cara menjauh dari pantai, dengan cara menjadikan gempa kuat yang dirasakan di pantai sebagai peringatan dini tsunami. Hal ini akan efektif menyelamatkan masyarakat pesisir jika sumber gempa kuat yang terjadi berada dekat pantai, karena waktu emas penyelamatan tsunami sangat singkat," jelas Dwikorita.

Baca juga: BMKG: Waspada Gempa Susulan dan Potensi Tsunami di Majene

 

4. Hindari kawasan perbukitan 

Tidak hanya warga di pesisir pantai, tetapi masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan atau yang melewati jalan di tepi tebing curam juga harus berhati-hati dan tetap waspada selalu.

Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan karena gempa susulan signifikan dapat memicu terjadinya longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall). 

Kondisi tersebut juga sangat berisiko terlebih lagi saat ini musim hujan yang dapat memudahkan terjadinya proses longsoran, karena kondisi tanah lereng perbukitan basah dan labil setelah diguncang dua kali gempa kuat. 

Untuk itu masyarakat diminta agar tidak percaya dengan berita bohong (hoaks), tetapi terus memantau dan mengikuti informasi resmi yang bersumber dari lembaga resmi seperti BMKG dan arahan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ataupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Baca juga: Gempa Hari Ini: M 5,3 Guncang Mamuju Tengah, Picu Kerusakan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com