Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanker Mulut: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Kompas.com - 19/11/2020, 16:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, tercatat kasus kanker mulut 5,6 persen dari total kasus kanker. 

Namun, diperkirakan akan meningkat 21,5 persen di tahun 2020 akibat kurangnya deteksi dini dan gejala yang kerap diabaikan.

Dari semua kesakitan akibat kanker, 3-4 persennya adalah porsi dari kanker mulut. Bahkan, 2-3 persen di antara kasus tersebut berujung pada kematian.

Baca juga: Waspadai Sariawan yang Lama Sembuh, Bisa Jadi Tanda Kanker Mulut

Dokter Spesialis Penyakit Mulut dari RS Mitra Keluarga Bintaro, dr Rusmawati Ruslan SpPM mengatakan, risiko kematian akibat kanker mulut seringkali disebabkan karena pasien datang ketika diagnosis penyakit sudah sangat berat. Umumnya mereka mengira luka tersebut hanya sariawan biasa.

Oleh karena itu, Rusmawati menyarankan untuk mengenali kanker mulut mulai dari gejala, pengobatan, penyebab hingga kapan Anda harus curiga dan pergi ke dokter.

Gejala kanker mulut

Berikut beberapa gejala kanker mulut yang harus Anda waspadai:

- Sariawan lebih dari 1 bulan

- Rasa sakit di rongga mulut yang tak kunjung sembuh

- Pembengkakan pada dagu akibat pembengkakan kelenjar limfa submandibular

- Adanya rasa ganjal di tenggorokan yang tidak hilang

- Kesulitan mengunyah dan menelan

- Gigi goyang atau tanggal di sekitar tumor

- Benjolan pada leher

- Penurunan berat badan dan bau mulut

Penyebab kanker mulut

Mengenai faktor penyebab kanker mulut, Rusmawati mengakui bahwa sampai saat ini belum ada penyebab pasti kondisi kanker mulut.

"Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui pasti," kata dia.

Tetapi ada beberapa faktor risiko yang dikatakan bisa memicu terjadinya kanker mulut, yakni:

- Merokok

- Konsumsi alkohol

- Iritasi kronis

- Kurang menjaga kebersihan mulut

- Akibat restorasi gigi yang buruk

- Tepi gigi yang tajam

- Infeksi virus huma pappiloma virus (HPV)

Baca juga: Merokok, Faktor Risiko Terbesar Kanker Mulut

 

ilustrasi sariawanshutterstock ilustrasi sariawan

Kapan harus ke dokter?

Rusmawati menegaskan, pentingnya meningkatkan kewaspadaan ketika ada perubahan pada mukosa di rongga mulut.

"Kalau muncul sariawan lebih dari 3 minggu, maka periksakanlah kondisi ini ke dokter," kata Rusmawati dalam diskusi daring dari Kalbe Farma Edukasi Kesehatan Mulut (Aloclair plus: Obat Sariwan) bertajuk Membedakan Sariawan Biasa dan Kanker Mulut, Jumat (13/11/2020).

"Sebab, semakin dini menemukan indikasi kanker, maka tentu hasilnya akan lebih bagus dan berpengaruh pada kualitas hidup pasien," lanjutnya.

Baca juga: Kenali Faktor Pemicu Sariawan, dari Bahan Kimia hingga Stres

Pengobatan kanker mulut

Dijelaskan Rusmawati, pengobatan untuk penyakit kanker mulut tergantung pada stadium kanker tersebut.

"Semakin cepat terdiagnosis, semakin dini ditemukan, jadi perawatannya lebih simpel," ujarnya.

Misalnya, sel tumor ganas terjadi di sekitar area 1 atau 2 gigi, maka pengobatannya akan dilakukan pemotongan terhadap gigi tersebut dan juga 2-3 gigi sampingnya saja.

"Jadi dipotong daerah itu saja, jadi dibedah (pengobatan dengan terapi operasi), karena kankernya masih terbatas," jelasnya.

Namun, menurut pengalamannya, banyak pasien yang datang ke rumah sakit ketika kanker sudah stadium lanjut, sehingga tak cukup hanya melakukan bedah atau operasi, melainkan juga harus melakukan terapi tambahan seperti kemoterapi dan radiasi, untuk menghilangkan kanker secara optimal.

"Ada juga beberapa kasus kanker pada lidah, jadi tidak bisa dilakukan pembedahan, sehingga butuh kemoterapi dulu, baru bedah, dan setelah radiasi. Jadi memang tergantung pada diagnosisnya".

Baca juga: Jangan Abaikan, Ketahui Perbedaan Sariawan dan Kanker Mulut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com