KOMPAS.com - Dalam kehidupan modern, obesitas tampaknya menjadi hal yang semakin umum. Di mana orang lebih banyak menghabiskan waktu dengan duduk untuk mengerjakan sesuatu.
Obesitas umumnya disebabkan oleh konsumsi kalori berlebihan, terutama makanan berlemak dan bergula, namun tidak disertai aktivitas fisik yang cukup. Sehingga energi berlebih akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak.
Jika tak diatasi, obesitas akan mengganggu aktivitas sehari-hari dan meningkatkan risiko penyakit serius, seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, kanker, penyakit jantung, dan sebagainya.
Baca juga: Serba-serbi Kegemukan: Penyebab hingga Risiko Penyakitnya
Bahkan kini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah memperluas peringatan risiko virus corona pada orang-orang yang kelebihan berat badan.
Kegemukan dan obesitas parah telah dimasukkan dalam daftar kondisi kesehatan yang berisiko tinggi mengembangkan gejala parah jika terinfeksi Covid-19.
Kategori kelebihan berat badan adalah mereka yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) antara 25 dan 29,9. Sedangkan BMI 30 atau lebih dari itu digolongkan sebagai obesitas.
CDC mengatakan, orang dewasa dari segala usia yang kelebihan berat badan kemungkinan berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah akibat Covid-19.
Melansir Medical Xpress, Dr. Donald Hensrud, direktur Mayo Clinic Healthy Living Program, menjelaskan obesitas berisiko mengembangkan sejumlah komplikasi dan menyebabkan sistem kekebalan tubuh lebih lemah. Sehingga rentan terinfeksi virus corona.
"Covid-19 adalah masalah, obesitas menambah masalah tersebut, karena inflamasi kronis tingkat rendah yang cenderung memengaruhi kekebalan tubuh. Inilah yang akan meningkatkan risiko kita terinfeksi Covid-19,” kata Dr. Hensrud.
Baca juga: Perhatikan BMI untuk Kurangi Risiko Covid-19 akibat Obesitas