Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Studi: Dikurung di Kebun Binatang Bikin Otak Gajah dan Orca Rusak

Kompas.com - 30/09/2020, 19:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Perilaku stereotip repetitif yang dilakukan banyak binatang dalam kurungan disebabkan oleh ketidakseimbangan di antara dua neurotransmitter, dopamin, dan serotonin.

Ketidakseimbangan tersebut menghambat kemampuan jalur tidak langsung untuk memodulasi pergerakan, kondisi yang juga ditemukan pada banyak spesises, dari ayam, sapi, kambing, dan kuda, hingga primata dan kucing besar.

Bob Jacobs, CC BY-ND Korteks serebral, hipokampus, dan amigdala yang diubah secara fisik oleh kurungan, juga sirkuit otak yang melibatkan basal ganglia.

 

Evolusi telah menyebabkan otak binatang menjadi sangat responsif terhadap lingkungan mereka.

Reaksi ini bisa berdampak pada fungsi neural dengan mengaktifkan atau menonaktifkan gen yang berbeda.

Hidup dalam lingkungan yang tidak layak atau abusif mengubah proses biokimia. Hal ini mengganggu sintesis protein yang membangun koneksi di antara sel otak dan neurotransmitter yang memfasilitasi komunikasi di antara keduanya.

Ada bukti kuat yang menunjukkan pengayaan asupan, kontak sosial, dan ruang yang layak pada tempat kurungan yang lebih alami dibutuhkan untuk binatang-binatang berumur panjang dengan otak yang besar seperti gajah dan mamalia air.

Kondisi yang lebih baik mengurangi perilaku stereotipe yang mengganggu, meningkatkan koneksi di otak, dan memicu perubahan neurokimia yang meningkatkan kemampuan belajar dan memori.

Mempertanyakan kurungan

Beberapa pihak berpendapat mengurung binatang itu penting karena membantu usaha menjaga spesies yang terancam punah atau menawarkan keuntungan edukasi untuk pengunjung kebun binatang dan akuarium.

Justifikasi ini patut dipertanyakan, terutama bagi mamalia besar.

Penelitian saya dan hasil penelitian dari peneliti yang lain menunjukkan bahwa mengurung mamalia besar dan mempertontonkan mereka adalah tindakan yang tidak dapat dipungkiri kejam dari perspektif saraf.

Kurungan menyebabkan kerusakan otak.

Persepsi publik terkait pengurungan hewan sedang berubah secara perlahan, seperti yang ditunjukkan dari reaksi terhadap film dokumenter Blackfish

Untuk binatang yang tidak bisa bebas, ada beberapa tempat perlindungan yang dibangun dengan baik. Beberapa sudah ada untuk gajah dan mamalia besar lainnya di Tennessee, dan California Utara, Amerika Serikat; dan di Brazil.

Lainnya sedang dikembangkan untuk mamalia air yang besar.

Mungkin masih belum terlambat untuk Kiska.

Dr. Lori Marino, Presiden Whale Sanctuary Project dan mantan dosen senior di Emory University, berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Bob Jacobs
Professor of Neuroscience, Colorado College

Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "Mamalia besar yang dikurung di kebun binatang dan akuarium mengalami kerusakan otak" Isi di luar tanggung jawab Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com