Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Studi: Dikurung di Kebun Binatang Bikin Otak Gajah dan Orca Rusak

Kompas.com - 30/09/2020, 19:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Terdapat juga konsekuensi lainnya.

Kapiler menyusut, mengurangi pasokan darah dengan oksigen yang kaya di otak yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.

Neuron menjadi lebih kecil, dendirit neuron – cabang yang membentuk koneksi dengan neuro lainnya – menjadi lebih tidak kompleks, mengganggu komunikasi di dalam otak.

Akibatnya, neuron kortikal pada binatang penangkaran memproses informasi dengan lebih tidak efisien dibanding binatang yang hidup di lingkungan yang kaya dan lebih alami.

Bob Jacobs, CC BY-ND Sebuah neuron kortikal pada gajah Afrika liar yang hidup di habitat alami dibandingkan dengan kortikal neuron yang diperkirakan dari gajah kurungan.

Kesehatan otak juga terpengaruhi oleh area hidup yang sempit dan tidak memungkinkan untuk bergerak.

Aktivitas fisik meningkatkan aliran daerah ke otak; otak membutuhkan jumlah oksigen yang banyak.

Olahraga meningkatkan produksi koneksi baru dan meningkatkan kemampuan kognitif.

Di habitat alami, binatang-binatang ini harus bergerak untuk bertahan hidup, menempuh jarak yang jauh untuk mencari makan, atau menemukan pasangan.

Gajah biasanya bergerak sejauh sekitar 24 kilometer (km) hingga 190 km per hari. Di kebun binatang, jarak yang mereka tempuh hanya sekitar 5 km per hari secara rata-rata, seringkali berjalan bolak-balik di kandang yang kecil.

Seekor orca bebas yang dipelajari di Kanada dapat menempuh jarak hingga 250 km per hari; sementara itu, rata-rata akuarium orca luasnya hampir 10.000 kali lebih kecil dibandingkan tempat tinggal alaminya.

Mengganggu reaksi kimia otak dan membunuh banyak sel
Tinggal di kandang yang sempit atau tidak memungkinkan perilaku normal mengakibatkan terjadinya frustasi kronis dan kebosanan.

Di alam liar, sistem yang merespons stres pada binatang membantu mereka untuk kabur dari bahaya.

Namun, kurungan menjebak binatang-binatang menjadi hampir tidak dapat memegang kendali sama sekali akan lingkungan mereka sendiri.

Situasi seperti ini menumbuhkan perilaku ketidakberdayaan, dan secara negatif mempengaruhi hipokampus - yang mengontrol fungsi memori, dan amigdala - yang memproses emosi.

Stres yang berkepanjangan menaikkan hormon stres dan merusak, bahkan membunuh neuron pada kedua bagian otak.

Hal ini juga mengganggu keseimbangan serotonin yang sensitif, neurotransmitter yang menstabilkan mood, dan fungsi-fungsi lainnya.

Pada manusia, kekurangan asupan bisa memicu masalah psikiatrik, kegelisahan, gangguan mood atau post-traumatic stress disorder (PTSD).

Gajah, orca, dan binatang lainnya dengan otak yang besar, cenderung bereaksi dengan cara yang mirip terhadap kehidupan di lingkungan yang memicu stres.

Kerusakan sirkuit

Kurungan dapat merusak sirkuit otak yang kompleks, termasuk basal ganglia.

Kelompok neuron ini berkomunikasi dengan korteks serebral melalui dua jaringan: jalur langsung yang meningkatkan pergerakan dan perilaku, dan jalur tidak langsung yang menghambat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com