KOMPAS.com - Fase transisi menuju tatanan hidup baru atau new normal mulai diberlakukan di Indonesia, meskipun pandemi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 masih terus berlangsung.
Bersamaan dengan kebijakan tersebut, data jumlah kasus positif penderita Covid-19 di Indonesia pun terus meningkat.
Melihat kondisi ini, pemerhati Genomik dan Molekuler sekaligus dokter peneliti di The Jikei University School of Medicine Tokyo, dr Budiman Kharma, mengungkapkan bahwa akses untuk tes PCR sangat penting dalam memasuki fase tatanan hidup baru ini.
"Memasuki fase tatanan hidup baru atau yang disebut new normal, sangat penting untuk dapat mengetahui apakah seseorang negatif dari penularan Covid-19," kata Budiman dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/7/2020).
Baca juga: Masih Bingung Rapid Test Corona atau Tes PCR, Ini Penjelasan Ahli
Dia melanjutkan, saat ini yang harus menjadi perhatian khusus bagi seluruh masyarakat adalah kesadaran terhadap penularan virus ini, karena tak semua yang positif menunjukkan gejala.
Nah, tes PCR atau tes laboratorium, sejak awal munculnya Covid-19 pada januari lalu hingga saat ini, masih menjadi gold standard (standar emas) karena menunjukkan hasil pasti dalam menentukan apakah seseorang terinfeksi virus SARS-CoV-2 atau tidak.
Sementara itu, rapid test hanyalah pemeriksaan penyaring guna mendeteksi keberadaan antibodi Igm dan IgG yang dihasilkan tubuh ketika terpapar virus corona.
Antibodi Igm dan IgG pun baru bisa terdeteksi 2-4 minggu setelah virus masuk.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.