KOMPAS.com - Sebanyak 878 ekor babi di peternakan Talang Buruk, Palembang, secara berangsur mati mendadak. Diduga, kematian itu disebabkan oleh demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).
Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumatera Selatan, drh Jafrizal seperti dikutip dari Tribunsumsel.com mengatakan bahwa babi tersebut berasal dari Medan dan Lampung tanpa izin masuk ke Palembang.
"Kalau melihat cirinya, babi-babi itu memang diduga kena demam babi Afrika," kata Jafrizal, Sabtu (4/7/2020).
Baca juga: Flu Babi Pernah Jadi Pandemi, Ini 6 Faktanya
Kematian babi secara berangsur itu ternyata sudah terjadi sejak Maret 2020. Sebelumnya, Ketua Umum PDHI Drh H Muhammad Munawaroh MM telah dikabarkan bahwa sejak bulan Agustus 2019 sampai awal Desember 2019, sudah ada 20.500 ekor babi yang mati di Sumatera Utara.
Berdasarkan pengamatan gejala klinis di lapangan, perubahan patologi, dan pengujian laboratorium di Balai Veteriner Medan menunjukkan sejumlah sampel memang positif terhadap virus African Swine Fever (ASF).
Pengujian tersebut dilakukan menggunakan RT PCR terhadap sampel darah dan organ yang berasal dari babi yang mati.
Dijelaskan Munawaroh, ASF merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus ASF dari genus Asfivirus dan famili Asfaviridae.
"Penyakit ini berbeda dengan penyakit kolera babi atau hog cholera atau Classical Swine Fever (CSF), yang disebabkan juga oleh virus. Namun virusnya berbeda," kata Munawaroh kepada Kompas.com, Jumat (6/12/2019).
Virus CSF berasal dari genus Pestivirus dan famili Flaviviridae. Namun kedua penyakit tersebut (CSF dan ASF) tidak dapat diobati dengan antibiotik karena bukan disebabkan oleh bakteri.
Penularan virus ASF
Banyak cara yang bisa membuat virus ASF ini menyebar antar babi, yaitu:
- Kontak antar babi yang sakit dan yang sehat
- Kontak dengan cairan yang keluar dari babi sakit atau mati, seperti air kencing, kotoran, air liur dan darah
- Virus ASF ini juga dapat menginfeksi babi melalui pernapasan dan mulut atau ingesti makanan atau minuman
- Lewat kontak babi yang sehat dengan manusia, melalui peralatan, pakaian, sepatu atau alas kaki dan makanan yang telah tercemar virus babi yang sakit atau mati
- Dapat ditularkan pula melalui caplak dari genus Ornithodoros
Baca juga: Daging Babi Punya Cacing Pita, Benarkah Bahaya Jika Dikonsumsi?
Namun, pada saat itu ditegaskan oleh Munawaroh bahwa penyakit ASF hanya menyerang atau menjadi penyakit pada babi. Tidak akan menginfeksi hewan ternak lainnya, atau manusia.
"Penyakit ASF pada babi tidak menular ke manusia, juga hewan lainnya," jelasnya.
Gejala penyakit ASF
Ada beberapa gejala yang dapat terlihat secara jelas pada babi yang terinfeksi ASF, seperti berikut.
- Demam tinggi
- Lesu
- Tidak mau makan
- Kulit kemerahan pada daun telinga dan bagian tubuh lainnya
- Muntah kuning sampa dengan berdarah
- Semua tanda di atas juga diikuti dengan kematian babi dalam jumlah banyak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.