Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megafauna Hiu Terancam Punah Ancam Ekosistem Laut, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 20/04/2020, 08:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Newsweek

KOMPAS.com - Great white sharks atau hiu putih dan hiu paus adalah dua spesies yang berisiko punah pada abad berikutnya. Kepunahan megafauna laut ini dapat menjadi ancaman serius terhadap ekosistem laut.

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam Science Advances, para peneliti menganalisis megafauna laut dan potensi kepunahan yang dapat terjadi.

Hasilnya, para peneliti menemukan, spesies fauna raksasa ini terkena dampak paling besar terhadap potensi kepunahan.

Melansir Newsweek, Senin (20/4/2020), potensi punahnya megafauna laut ini adalah kerugian besar dalam hal kekayaan fungsional.

Baca juga: Sakit atau Lapar, Kisah Pengalaman Diserang Hiu Putih Saat Memancing

Catalina Pimiento dan John Griffin, dari Universitas Swansea, Inggris, mengatakan kekayaan fungsional adalah sejauh mana peran ekologis dalam suatu komunitas.

Pimiento penulis utama studi ini mengatakan kepunahan speseis laut besar ini akan berdampak pada peran ekologis dalam ekosistem laut.

"Krisis kepunahan menantang para ilmuwan untuk mengukur keanekaragaman hayati dengan lebih baik," imbuh Pimiento.

Di lautan, hewan terbesar dianggap memainkan peran ekologis yang sangat penting, dan juga menghadapi tingginya ancaman dari aktivitas manusia seperti perikanan dan perubahan iklim.

Baca juga: Studi Ungkap Hiu Paus Mampu Hidup Lebih dari 50 Tahun

Dampak kepunahan megafauna hiu

Tim peneliti sedang mencari cara untuk mengatasi hal dengan menacari tahu skenario yang tepat untuk menghadapi potensi kepunahan hewan laut tersebut.

Mereka menjalankan dua skenario kepunahan yang berbeda. Peneliti melihat probabilitas kepunahan berdasarkan status International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Skenario kedua, tim peneliti menganggap semua spesies yang terdaftar sebagai spesies terancam, di mana sekitar 40 persen di antaranya telah punah.

Temuan para peneliti menunjukkan bahwa sekitar 18 persen megafauna laut dapat punah pada abad berikutnya dan mengancam keseimbangan ekosistem laut.

Akibatnya, hal ini akan mengurangi kekayaan fungsional ekosistem global sebesar 11 persen. Jika, semua spesies terancam punah, maka kekayaan fungsional akan turun 48 persen secara global.

Peneliti dari Marine Science Institute at the University of California Santa Barbara, Douglas McCauley mengumpamakan jika pandemi melanda suatu negara, pastinya orang ingin tahu jumlah total kematian yang disebabkan oleh tragedi tersebut.

"Ada spesies tertentu yang melakukan pekerjaan ekologis yang benar-benar unik," kata McCauley.

Baca juga: Hiu Berjalan Spesies Langka di Indonesia, Ini Keunikannya

Analisis dari para penulis ini menunjukkan perlunya pengaturan untuk melihat banyak potensi dari satwa yang akan hilang, jika tidak segera diambil tindakan.

Dengan metrik baru, Pimiento dan Griffin mampu mengidentifikasi spesies yang berkontribusi paling besar dalam mempertahankan keanekaragaman fungsional yang memiliki peran ekologis paling berbeda.

Sejumlah wisatawan berenang bersama seekor Hiu Paus di perairan Botubarani, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Minggu (21/4/2019). Pengamat mencatat bahwa puncak musim kedatangan kelompok Hiu Paus ke perairan tersebut yaitu pada bulan Mei dan Juni.ANTARA FOTO/ADIWINATA SOLIHIN Sejumlah wisatawan berenang bersama seekor Hiu Paus di perairan Botubarani, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Minggu (21/4/2019). Pengamat mencatat bahwa puncak musim kedatangan kelompok Hiu Paus ke perairan tersebut yaitu pada bulan Mei dan Juni.

Spesies hiu ditemukan sebagai salah satu kelompok yang terkena dampak terburuk.

"Kami sudah tahu bahwa hiu adalah salah satu kelompok paling terancam di lautan," kata mereka.

Ancaman besar kepunahan megafauna

Dua spesies hiu ini juga sangat rentan karena ukurannya yang besar dan tingkat reproduksi yang rendah.

"Hasil kami menunjukkan bahwa kepunahan di masa depan akan selektif terhadap spesies hiu yang paling fungsional dan terspesialisasi, sehingga menghasilkan kerugian yang diproyeksikan lebih besar," jelas Pimiento.

Dalam 1.000 simulasi yang dilakukan, hasilnya menunjukkan hiu paus punah. Hiu putih menghilang dalam beberapa skenario pertama dan hilang pada skenario kedua.

Baca juga: Apa Jadinya jika Hiu di Bumi Menghilang?

Memiliki filter pengumpan raksasa, hiu paus sangat aktif bergerak. Oleh karena itu, megafauna laut ini dapat mengonsumsi sejumlah besar plankton.

Sedangkan hiu putih adalah predator puncak migrasi besar yang mengatur populasi mangsa mereka.

Pimiento dan Griffin mengatakan ancaman terbesar terhadap megafauna laut adalah aktivitas memancing, baik yang sengaja maupun tidak sengaja tertangkap, serta perubahan iklim.

Mengurangi potensi ancaman tersebut dianggap cara terbaik untuk melindungi spesies megafauna laut ini dari kepunahan.

Baca juga: Pertama dalam Sejarah, Peneliti Abadikan Momen Hiu Paus Kawin

Dari sejumlah megafauna laut yang ada di Bumi, 22 spesien di antaranya termasuk dalam daftar terancam punah. Termasuk di antaranya penyu sisik dan ikan hiu Largetooth.

"Tanpa mitigasi ancaman yang mendesak, spesies ini cenderung punah," sambung Griffin.

Namun, kabar baiknya, menurut McCauley penelitian terhadap megafauna laut seperti hiu paus dan hiu putih yang terancam punah ini, dapat mengidentifikasi spesies kunci yang dapat ditargetkan untuk dilindungi dari ancaman kepunahan yang dapat mengganggu ekosistem global.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com