Pasalnya, tidak semua orang yang terinfeksi virus corona baru SARS-CoV-2 saat ini mengalami atau memiliki gejala, dan disebut sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG).
OTG inilah yang kemudian, tanpa diketahui dirinya sendiri dan orang-orang di kampung halamannya nanti bisa menyebarkan virus dan membuat yang lain terinfeksi.
OTG memang akan terlihat biasa saja, sehat-sehat saja. Tetapi tidak begitu dengan orang yang terinfeksi setelahnya.
Bisa jadi, orang yang terinfeksi setelahnya termasuk keluarganya sendiri akan memiliki gejala yang lebih fatal dibandingkan si pembawa virus sebelumnya.
Oleh sebab itu, ditegaskan oleh Rusli bahwa pilihan mudik sebenarnya sangat berisiko akan memperluas pandemi Covid-19 ini ke wilayah kampung halaman secara tidak langsung tanpa disadari oleh calon pemudik.
"Jabodetabek ini zona merah. Jadi, kalau mudik ada kemungkinan orang-orang yang menderita (terinfeksi dan OTG) jadi carier dari Corona ini dan akan menyebar hampir ke seluruh wilayah Indonesia," ujar dia.
Lebih rincinya, presentasi pergerakan masyarakat dalam melakukan mudik saat idul Fitri, disampaikan Rusli sebagai berikut.
Dari hasil survei yang dilakukan menunjukkan bahwa pergerakan mudik terbesar berasal dari daerah berikut.
Sebagai wilayah episentrum Covid-19 saat ini di Indonesia, pemudik dari DKI Jakarta sendiri terjadi pergerakan ke hampir seluruh provinsi di Indonesia.
Berikut wilayah yang berpeluang paling banyak menjadi tujuan pemudik dari Jakarta umumnya.
Baca juga: Hampir 2 Juta Kasus, Apa Itu ODP, PDP, Suspek, OTG, dan Positif Corona
Pelarangan mudik pada momentum pandemi Covid-19 ini, sebaiknya tidak hanya dari wilayah Jabodetabek ke luar daerah.
Menurut Rusli, pelarangan sementara mudik antar-kota atau kabupaten dalam satu wilayah juga harus dipertimbangkan kembali, karena tidak hanya Jabodetabek yang saat ini terjadi lokal transmision.
"Menurut saya tunda dulu (mudik), nanti kalau sudah selesai pandemi (baru mudik)," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.