Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 400.000 Orang Sembuh, Ini Fakta tentang Penyembuhan Covid-19

Kompas.com - 13/04/2020, 13:04 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Angka kesembuhan dari virus corona secara global jauh lebih banyak dibanding angka kematian.

Per 12 April 2020, secara global terdapat 1.786.769 orang terinfeksi virus corona. Sebanyak 109.275 orang meninggal dunia, dan 405.726 orang dinyatakan sembuh.

“Jika semuanya berjalan dengan baik, sistem imun Anda akan membunuh semua virus dalam tubuh,” tutur Tom Duszynski, Director of Epidemiology Education di Indiana University-Purdue University Indianapolis.

Baca juga: Update Corona 13 April: 1,85 Orang Terinfeksi, 423.554 Sembuh

Namun, hingga saat ini masih belum jelas berapa total orang yang sembuh dari Covid-19 asimptomatik (tanpa gejala). Belum jelas juga seberapa cepat masa penyembuhannya, dan berapa lama pasien harus mengisolasi diri.

Angka kesembuhan

Meski sampai saat ini terdapat lebih dari 400.000 pasien yang dinyatakan sembuh, para peneliti di Johns Hopkins University yakin bahwa angka aslinya jauh lebih besar dibanding itu.

Banyak wilayah dan negara yang tidak memiliki angka pasti terhadap kasus Covid-19, baik yang terinfeksi, sembuh, hingga asimptomatik.

“Angka kesembuhan di luar China misalnya, hanya berdasarkan media lokal dan secara substansial lebih rendah dibanding angka aslinya,” tutur juru bicara John Hopkins University, Douglas Donovan, kepada CNN.

Baca juga: WHO Selidiki Laporan Pasien Covid-19 yang Sembuh tapi Hasil Tes Positif Lagi

Melansir Science Alert, Senin (13/4/2020), berkaitan dengan kesiapsiagaan tes massal, para peneliti meyakini bahwa orang yang memiliki gejala ringan atau asimptomatik tidak masuk dalam hitungan.

Hal itu berarti orang yang asimptomatik tidak masuk dalam hitungan kasus sembuh.

“Mengetahui angka kesembuhan yang sebenarnya akan sangat penting untuk mendapatkan model dan perhitungan kapan pandemi akan memuncak dan mereda,” tutur Dr Bala Hota, Professor of Infectious Diseases sekaligus Associate Chief Medical Officer di Rush University Medical Centre, Chicago.

Seperti apa penyembuhan dari Covid-19?

Kepada CNN, Hota mengatakan banyak pasien yang sembuh masih merasakan batuk ringan dan merasa lelah. Rasa lelah ini bahkan dirasakan hingga pasien tersebut benar-benar dinyatakan sembuh.

“Butuh waktu sekitar enam minggu untuk penyembuhan penyakit ini,” tutur Dr Mike Ryan, Executive Director Health Emergencies Program dari WHO.

Namun, pasien yang mengalami kasus berat bisa membutuhkan waktu lebih lama yaitu dalam hitungan bulan.

Baca juga: Haruskah Kita Menyemprot Belanjaan dengan Disinfektan? Ahli Menjawab

Namun, prosesnya lain lagi untuk pasien yang membutuhkan ventilator (alat bantu pernapasan).

“Ventilator biasanya digunakan oleh pasien selama beberapa minggu,” tutur Dr J Randall Curtis, profesor dari University of Washington Harborview Medical Centre, kepada US News & World Report.

Kemudian begitu lepas dari ventilator, pasien biasanya tinggal di ICU selama beberapa hari sebelum kembali ke kamar reguler di rumah sakit selama beberapa hari hingga beberapa minggu.

Kerusakan pada organ

Dr Shu-Yuan Xiao, profesor patologi dari University of Chicago School of Medicine, mengatakan kepada ABC News bahwa orang dengan gejala ringan Covid-19 tidak akan mengalami efek atau kerusakan pada organ.

Namun, hal berbeda terjadi pada pasien Covid-19 yang kondisinya cukup parah.

Hong Kong Hospital Authority melaporkan pada Maret lalu, dari 12 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh, dua atau tiga orang mengalami pengurangan fungsi paru.

Baca juga: Ilmuwan Temukan 6 Jenis Baru Virus Corona pada Kelelawar

Dua atau tiga pasien tersebut sesak napas ketika berjalan kaki. Begitu dicek, hasil rontgen menunjukkan terdapat kerusakan pada paru-paru mereka.

Para ahli meyakini Covid-19 bisa menibulkan kerusakan pada paru jika pasien telah mengidap pneumonia sebelumnya. Jika pasien mengalami Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), kerusakan bisa terjadi pada lapisan luar paru.

Xiao mengatakan bahwa beberapa pasien Covid-19 yang kondisinya parah, mungkin fungsi parunya tidak akan kembali seperti semula.

Antibodi dan imunitas

Pasien yang pernah terinfeksi virus corona akan memiliki antibodi yang menghalau virus itu untuk kembali dalam tubuh. Hal ini menyebabkan imunitas. Namun, belum jelas berapa lama imunitas itu bertahan.

Dr Anthony Fauci selaku direktur dari National Institute of Allergy and Infectious Disease, meyakini bahwa pasien yang telah sembuh akan memiliki imunitas total terhadap virus SARS-CoV-2.

“Jika kita terinfeksi pada Februari atau Maret dan sembuh, pada September, Oktober, orang yang terinfeksi akan terproteksi,” tuturnya.

Baca juga: Protokol Bagi Pekerja di Rumah Sakit agar Tidak Terinfeksi Corona

Namun pada faktanya, pada beberapa kasus, orang yang telah terinfeksi Covid-19 bisa terinfeksi ulang.

Di Korea misalnya, 51 orang yang terinfeksi virus corona kemudian sembuh dinyatakan terinfeksi kembali oleh virus yang sama. Kasus yang sama juga terjadi di China.

Namun, beberapa ahli yakin bahwa pasien tidak terinfeksi kembali. Melainkan, virus yang ada dalam tubuh mereka menjadi aktif kembali.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com