Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaya Hidup Bisa Sebabkan Kemandulan, Ini Cara Mencegahnya

Kompas.com - 27/03/2020, 09:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Infertilitas atau gangguan kesuburan tentu tidak diinginkan oleh pasangan suami istri.

Beberapa penelitian menyebutkan kemandulan juga dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat.

Disampaikan oleh Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi RS Pondok Indah, dr Shanty Olivia Jasiwan SpOG-KFER, gaya hidup merupakan salah satu faktor risiko kemandulan yang bisa dimodifikasi.

Baca juga: Kerja Lembur Picu Penyakit Jantung Hingga Kemandulan

Ia menuturkan bahwa memperbaiki gaya hidup akan berpengaruh juga dalam meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Berikut beberapa gaya hidup yang masih bisa diperbaiki untuk meningkatkan kesuburan.

1. Menunda usia menikah dan hamil pada wanita

Menurut Shanty, menunda usia pernikahan atau kehamilan merupakan salah satu penyebab sulitnya pasangan suami istri mendapatkan keturunan.

"Pasalnya, kesuburan seorang wanita akan menurun sesuai dengan bertambahnya usia," kata dia.

Terutama usia wanita di atas 37 tahun, ketika kuantitas dan kualitas sel telur menurun cepat dan akan merosot drastis hingga akhirnya menopause.

2. Merokok

Kebiasaan merokok tidak hanya berdampak buruk pada kesuburan, namun pada kesehatan secara umum.

Pada pria, merokok dapat menyebabkan menurunnya produksi sperma, motilitas atau pergerakan, dan morfologi atau bentuk yang normal. Selain itu, hal ini juga memiliki efek terhadap kerusakan DNA atau materi genetik dari sperma pria.

Sementara itu pada wanita, kandungan di dalam rokok selain dapat mengacaukan hormon juga dapat mempengaruhi kualitas sel telur.

Ilustrasi merokokIngram Publishing Ilustrasi merokok

3. Sering terpapar dengan suhu yang tinggi

Dikatakan Shanty, suhu udara yang terlalu tinggi terutama di sekitar buah zakar, misalnya kolam air panas atau sauna, terbukti dapat mengganggu kesuburan pada pria akibat produksi sperma yang berkurang.

Selain itu, celana yang ketat juga dapat menyebabkan suhu di sekitar buah zakar menjadi lebih tinggi yang kemudian dapat berdampak buruk pada kualitas sperma.

4. Panganan tinggi polutan dan zat kimiawi

Melansir dari Reproductive Science Center of New Jersey, beberapa bahan kimia disebut dapat menciptakan hormon wanita dalam tubuh pria yang mengakibatkan menurunnya produksi sperma.

"Pestisida, herbisida, dan insektisida adalah contoh bahan kimia yang dapat memengaruhi kemampuan sperma dalam membuahi sel telur," ujar dia.

Ilustrasi stres di kantorshutterstock Ilustrasi stres di kantor

5. Stres psikologis

Walaupun secara ilmiah masih belum terbukti secara kuat, kata dia, stres psikologis dikatakan dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi dan berakibat buruk terhadap kesuburan.

Pada wanita, stres psikologis berimplikasi pada sistem hormonal, imunologi, dan sistem saraf otonom yang secara tidak langsung berefek pada kemampuan reproduksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com