Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Hoaks atau Fakta, Vitamin C Bisa Sembuhkan Virus Corona?

Kompas.com - 23/03/2020, 13:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Perannya dalam melawan infeksi viral baru-baru ini dimuat dalam sebuah kajian yang menemukan bahwa sel darah putih memerlukan vitamin C untuk menghasilkan protein dengan tujuan mengaktifkan sistem daya tahan tubuh melawan serangan virus.

Namun demikian, kita dapat dengan mudah mencukupi kebutuhan vitamin C dalam asupan kita sehari-hari sehingga sistem daya tahan tubuh kita tetap bekerja sepenuhnya. Vitamin C banyak ditemukan dalam berbagai buah dan sayuran, termasuk jeruk, brokoli, dan kentang.

Dan meski ia tidak beracun, tingginya daya larut vitamin C dalam air membuatnya juga mudah dikeluarkan dari tubuh, dosis berlebih dapat menyebabkan gejala-gejala yang membuat kita tidak nyaman seperti diare, mual, dan kram.

Walau saya mengatakan bahwa vitamin C tidak mungkin menjadi penyembuh Covid-19, fakta bahwa ia dapat meningkatkan sistem daya tahan tubuh kita bermakna bahwa mengatakan vitamin C sama sekali tidak ada gunanya adalah berlebihan.

Dan meski sebuah kajian menemukan bahwa vitamin C tidak berdampak dalam mengurangi frekuensi seseorang terkena flu biasa, ia juga menemukan bahwa bagi orang-orang biasa, ada penurunan kecil dalam durasi seseorang terkena gejala flu biasa.

Namun bagi mereka yang menjalankan kegiatan fisik berat dalam jangka singkat (seperti maraton dan ski), vitamin C mengurangi durasi dan tingkat keparahan akan risiko flu biasa mereka hingga separuh.

Efek kecil vitamin C terhadap coronavirus yang menyebabkan flu biasa telah membuka jalan bagi percobaan klinis baru yang bertujuan menyembuhkan infeksi Covid-19 dengan menggunakan vitamin C dalam dosis intravena yang sangat tinggi. Percobaan ini baru saja dimulai dan masih menunggu hasil.

Sebuah riset dari Shanghai Coronavirus Disease Clinical Treatment Expert Group menemukan bahwa mengkonsumsi vitamin C bisa melindungi seseorang dari “cytokine storm” atau produksi sel daya tahan tubuh yang berlebihan di paru-paru.

Akan tetapi, tanpa hasil dari uji klinis, hal ini belum terbukti keampuhannya.

Penerapan vitamin C secara intravena (atau ke dalam pembuluh darah) akan menghasilkan kadar vitamin dalam darah yang jauh lebih tinggi dan cepat daripada konsumsi suplemen vitamin C secara oral.

Meski pendekatan ini dapat meningkatkan efek perlindungan vitamin C secara ringan, ini adalah skenario hipotetis dan injeksi intravena sendiri memiliki risiko, seperti infeksi, rusaknya pembuluh darah, emboli udara (atau terhalangnya pembuluh darah akibat keberadaan gelembung udara) atau penggumpalan darah.

Jadi meski vitamin C memiliki efek terhadap flu biasa dalam skala kecil, konsumsi suplemen vitamin C dalam takaran besar tidak akan mungkin menyembuhkan Covid-19 – atau berdampak besar sama sekali.

Bahkan jika vitamin C yang didapat secara intravena berfungsi untuk memperpendek durasi terjangkiti atau bahkan menyembuhkan Covid-19, ia hanya akan menjadi solusi sementara sebelum terapi yang menyerang virus itu sendiri, seperti vaksinasi, menggantikannya.

Cara yang paling efektif agar terhindar dari virus ini tetaplah mencuci tangan, tidak menyentuh mata, hidung atau mulut, dan menjaga jarak dengan seseorang yang menunjukkan gejala-gejala Covid-19.

Peter McCaffery

Professor of Biochemistry, University of Aberdeen

Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "Coronavirus: waktunya membongkar klaim vitamin C dapat menyembuhkan". Isi di luar tanggung jawab Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com