Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapisan Es Greenland dan Antartika Mencair Lebih Banyak, Ini Dampaknya

Kompas.com - 13/03/2020, 20:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Ilmuwan mulai memperingatkan ancaman besar dari semakin banyaknya es yang ditumpahkan Greenland dan Antartika.

Akibatnya, ancaman kenaikan permukaan air laut secara ekstrem akan dapat terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Melansir Phys, Jumat (13/3/2020), es yang ditumpahkan Greenland dan Antartika menunjukkan lompatan enam kali lebih banyak dari selama tahun 1990-an.

Hal ini mendorong kenaikan permukaan laut yang bisa saja menjadi penyebab banjir tahunan pada tahun 2100 di daerah-daerah yang dihuni 400 juta orang.

Baca juga: Lapisan Es di Greenland Mencair Tak Lazim, Begini Dampaknya Bagi Dunia

Para peneliti menunjukkan lapisan es yang sangat tebal dengan berat di atas massa daratan di planet ini mulai terkikis sebanyak 6,4 triliun ton massa dari tahun 1992 hingga 2017.

Menurut penilaian yang dilakukan oleh 89 peneliti, kondisi tersebut sedikitnya telah meningkatkan volume air laut hampir dua sentimeter.

Gelombang panas Arktik pada musim panas lalu, kemungkinan akan melampaui rekor 2011.

Pada saat itu, seperti dilaporkan dalam jurnal Nature, lapisan es kutub menghilang sebanyak 552 miliar ton.

Hilangnya es kutub sebanyak itu, kurang lebih setara dengan delapan kolam Olimpiade yang mengalir ke lautan setiap detik.

Baca juga: Mencairnya Lapisan Es dan Pengaruhnya bagi Indonesia

Kenaikan permukaan air laut pada akhirnya dapat menjadi bukti dampak nyata dari pemanasan global yang paling dahsyat.

Kendati hanya bertambah beberapa sentimeter, namun kemungkinan kenaikan permukaan air laut akan semakin bertambah pada abad ke 22.

Para ahli memperkirakan, dampak yang dapat terjadi yakni terjadinya badai siklon tropis yang lebih besar, bahkan diklaim dapat lebih mematikan dan merusak.

"Setiap sentimeter dari kenaikan permukaan laut mengarah ke banjir pantai dan erosi pantai, kondisi ini akan menganggu kehidupan di planet ini," ungkap Profesor Andres Shepherd dari University of Leeds.

Analisis dampak pelepasan es di Greenland dan Antartika ini dipimpinn Shepherd bersama Erik Ivins dari Jet Propulsion Laboratory milik Badan Antariksa Amerika (NASA).

Dia menambahkan apabila Greenland dan Antartika tetap berada di jalur skenario pemanasan iklim terburuk, maka itu akan menyebabkan kenaikan permukaan laut bertambah 17 sentimeter pada akhir abad ini.

Gletser yang mencair dan perluasan air di lautan saat suhu semakin hangat, selama ini menyumbang kenaikan permukaan laut paling banyak pada abad ke 20.

Akan tetapi, lapisan es yang meleleh menjadi pendorong utama kenaikan permukaan laut selama dekade terakhir.

Baca juga: Antartika Sembunyikan Ngarai Terbesar, Peta ini Tunjukkan Buktinya

Penyebab pelepasan gletser

Menghilangnya es di Antartika dan setengah dari Greenland, telah dipicu oleh pemanasan air laut. Kondisi ini mempercepat pergerakan gletser ke arah laut.

Selama ini, laut membantu menyerap kelebihan panas di permukaan Bumi lebih dari 90 persen yang diakibatkan pemanasan global.

Sementara hilangnya es di Greenland juga turut dipengaruhi oleh peningkatan suhu udara.

Dampaknya, pada musim panas, kondisi ini membuat volume air di sungai-sungai yang mengalir ke laut semakin banyak.

Studi ini melaporkan pelepasan es dari Greenland dan Antartika ini telah naik enam kali lipat dari 81 miliar ton menjadi 475 miliar ton per tahun selama kurang lebih tiga dekade.

Baca juga: Greenland Mencair Parah, 2 Miliar Ton Es Hilang dalam Sehari

"Pengukuran satelit telah memberikan prima facie, bukti yang tak terbantahkan," ungkap Ivins.

Greenland dan Antartika Barat, selama ini telah cukup mendukung air beku untuk mengangkat lautan sekitar 13 meter.

Sementara Antartika dinilai lebih stabil dengan berada di bawah kenaikan permukaan laut lebih dari 50 meter.

Menurut banyak ilmuwan menilai Greenland dan Antartika telah melewati titik yang pada akhirnya menumpahkan semua lapisan esnya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com