Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ahli Sebut Manusia Berevolusi dari Ikan, Kok Kita Tak Punya Insang?

KOMPAS.com - Sekitar 375 juta tahun yang lalu, seekor ikan bernama Tiktaalik beradaptasi untuk hidup di darat dan menggunakan kantung udara di tenggorokannya untuk menghirup oksigen dari udara.

Tiktaalik yang juga memiliki insang ini merupakan nenek moyang paling awal tetrapoda atau hewan berkaki empat.

Tetrapoda kemudian berevolusi menjadi spesies yang tidak terhitungan jumlahnya, termasuk Homo sapiens.

Sejarah panjang mengenai manusia itu lantas menimbulkan pertanyaan menarik.

Jadi kalau manusia berevolusi dari kan, kenapa kita tidak punya insang?

Insang pada manusia

Mengutip Live Science, sebagian dari jawabannya adalah insang harus tetap basah agar dapat bekerja, dan hal itu tidak ideal untuk hewan yang tidak hidup di bawah air.

Menurut Chris Organ, ahli biologi evolusi di Montana State University jika hewan darat mempunyai insang, maka insang akan cepat kering sehingga tidak efisien digunakan dalam bernapas.

Sebaliknya paru-paru manusia lihai mengambil oksigen dari udara dan masuk ke aliran darah melalui pertukaran gas.

Namun sebenarnya, paru-paru sudah ada jauh sebelum peralihan ikan dari laut ke darat.

Saat nenek moyang ikan kita masih hidup di bawah air mereka sudah memiliki paru-paru dan insang.

Mereka kemudian mengembangkan paru-paru supaya dapat bertahan hidup di daratan.

Jika seekor ikan tanpa paru-paru mencoba hidup di darat, ia akan mati.

Sayangnya, jaringan lunak seperti paru-paru tidak memfosil dengan baik sehingga para ilmuwan tidak yakin secara pasti bagaimana paru-paru manusia berevolusi.

Akan tetapi bukti yang ada menunjukkan bahwa paru-paru awal berevolusi menjadi paru-paru sederhana kadal dan kemudian menjadi paru-paru yang terbagi lagi menjadi ciri khas mamalia.

Mamalia berevolusi untuk memiliki diafragma atau otot yang mengatur pernapasan sekitar 300 juta tahun yang lalu.

Sebaliknya anatomi tubuh yang tidak lagi bermanfaat sering kali hilang, seperti yang terjadi pada insang.

Seiring waktu, insang menyusut dan menjadi terbatas pada hewan hingga akhirnya menghilang seluruhnya pada hewan darat pada periode Karbon sekitar 315 juta tahun yang lalu.

Itu adalah masa ketika reptil pertama dan nenek moyang burung serta mamalia pertama mulai berevolusi.

Tapi Neil Shubin, ahli biologi evolusi di Universitas Chicago mengatakan manusia belum sepenuhnya kehilangan insang awal itu.

Embrio manusia memiliki ciri fisik yang mencurigakan yaitu lipatan kecil yang disebut lengkungan faring yang menyerupai insang. Namun manusia tidak menggunakannya untuk bernapas.

Meski sebenarnya bukan insang, lengkungan faring ini jelas merupakan peninggalan insang awal.

Spesies yang hidup di air dan bernapas dengan insang juga memiliki lengkungan ini dalam perkembangan embrioniknya.

Satu-satunya perbedaan adalah lengkungan tersebut berkembang menjadi insang asli, bersama dengan tulang, otot, saraf, dan arteri yang mengelilinginya.

https://www.kompas.com/sains/read/2024/03/25/150000123/ahli-sebut-manusia-berevolusi-dari-ikan-kok-kita-tak-punya-insang-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke