Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sayap Ngengat di Perkotaan Jadi Lebih Kecil karena Polusi Cahaya

KOMPAS.com - Populasi ngengat yang tinggal di perkotaan mengembangkan adaptasi baru untuk bertahan hidup di lingkungan tersebut.

Studi baru mengungkapkan ngengat yang mencoba bertahan hidup di kota-kota telah mengembangkan sayap yang lebih kecil untuk membatasi seberapa terang lampu kota menganggu kehidupan mereka.

Cahaya buatan

Mengutip New Scientist, Rabu (13/4/2024) cahaya buatan yang bersinar di malam hari menganggu kehidupan banyak serangga.

Lampu-lampu itu mengalihkan mereka dari habitat dan pasangannya serta membuat serangga terpapar predator.

Perubahan ekologi akibat polusi cahaya mungkin juga menghasilkan perubahan evolusioner, namun contoh jelasnya sulit didapat.

Untuk mencari perubahan tersebut, Evert Van de Schoot dari Universitas Katolik Louvain di Belgia dan rekan-rekannya menganalisis sayap dan ukuran tubuh 680 ngengat cerpelai (Yponomeuta cagnagella).

Ngengat ini diawetkan dari percobaan sebelumnya yang menguji respons mereka terhadap cahaya.

Dalam percobaan tersebut, para peneliti mengumpulkan larva ngengat dari lingkungan perkotaan yang terang dan daerah pedesaan yang gelap di Perancis dan Swiss, kemudian memelihara ngengat tersebut di taman yang sama.

Dalam pengujian, ternyata hanya 30 persen ngengat perkotaan yang terjebak dalam perangkap cahaya dibandingkan ngengat pedesaan.

Hal ini menunjukkan bahwa mereka mempunya respon yang lebih lemah terhadap cahaya.

Peneliti pun menemukan penjelasan mengenal hal tersebut.

Setelah melakukan pengukuran cermat terhadap tubuh serangga, mereka menemukan bahwa ngengat yang berasal dari perkotaan rata-rata memiliki sayap yang lebih kecil dibandingkan ngengat pedesaan.

Ukuran sayap yang lebih kecil ini berkorelasi dengan respon yang lebih lemah terhadap perangkap cahaya.

Memiliki sayap yang lebih kecil mungkin membatasi seberapa jauh dan cepatnya ngengat ini menyebar untuk mencari pasangan atau makanan.

Namun sayap kecil merupakan adaptasi yang menguntungkan dalam ekosistem perkotaan karena membuat ngengat tidak terlalu rentan terhadap dampak negatif dari respon kuat cahaya.

Para peneliti mengatakan mereka tidak dapat mengesampingkan apakah perubahan tersebut disebabkan oleh perbedaan lain antara wilayah perkotaan dan pedesaan, seperti habitat yang lebih terfragmentasi.

Namun jika meluas, perubahan mobilitas seperti itu dapat memutus populasi serangga satu sama lain termasuk dengan tanaman yang diserbuki.

Temuan ini dipublikasikan di Royal Society Biology Letters.

https://www.kompas.com/sains/read/2024/03/23/180000423/sayap-ngengat-di-perkotaan-jadi-lebih-kecil-karena-polusi-cahaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke