Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Hewan Mengenal Kakek dan Neneknya?

KOMPAS.com - Kakek dan nenek menjadi orang yang dihormati dan dituakan dalam hubungan kekerabatan manusia.

Namun apakah hubungan kekerabatan itu hanya terbatas pada Homo sapiens saja ataukah ada hewan yang mengenal kakek nenek mereka seperti halnya yang terjadi pada manusia?

Mirkka Lahdenpera, seorang ahli biologi di Universitas Turku di Finlandia mengatakan untuk sebagian besar spesies di Bumi jawabannya adalah mereka tidak mengenal kakek dan neneknya.

"Biasanya tidak ada kakek nenek lagi ketika hewan lahir. Bahkan jika rentang hidup hewan tumpang tindih dengan kakek neneknya, sebagian besar spesies menyebar untuk menghindari persaingan memperebutkan sumber daya, sehingga kemungkinan bertemua dengan kakek-nenek sangat kecil," jelasnya, seperti dikutip dari Live Science, Sabtu (6/5/2023).

Kakek nenek di dunia hewan

Tapi ada beberapa pengecualian penting, terutama di antara mamalia yang hidup dalam kelompok sosial yang erat.

Dalam bukunya, 'The Social Behaviour of Older Animals' ahli zoologi Kanada Anne Innis Dagg menggambarkan kelompok lutung di India, di mana betina yang lebih tua tinggal dengan putri dan cucu mereka.

Nenek lutung memiliki tugas tertentu. Mereka secara agresif mempertahankan bayi kelompoknya dari serangan manusia, anjing, dan monyet pesaing.

Beberapa bahkan memberikan perlakukan khusus kepada cucu mereka sendiri dengan merawat dan ikut campur ketika mereka bermain terlalu kasar dengan lutung yang lebih muda lainnya.

Banyak spesies paus juga bepergian dalam kelompok keluarga yang mencakup nenek dan cucu.

Dalam kelompok paus sperma misalnya, menurut Dagg, betina yang lebih tua atau nenek paus membantu mengasuh anak-anak kelompok tersebut. Sementara induknya menyelam untuk mencari makan.

Nenek orca bahkan akan memimpin kawanan mereka dan dapat hidup selama beberapa dekade setelah mereka berhenti bereproduksi.

Pada tahun 2015, para ilmuwan yang menulis di jurnal Current Biology menyebut nenek orca ini membantu keturunan mereka bertahan hidup selama masa-masa sulit karena mengingat semua tempat terbaik untuk hidup dan menemukan makanan.

Kawanan gajah juga terkenal matriarkal. Anak gajah biasanya dilahirkan dalam kelompok yang dipimpin oleh nenek mereka yang dapat hidup sampai usia sekitar 80 tahun.

Betina dalam kawanan membentuk ikatan yang erat dan bekerja sama untuk membesarkan anak mereka.

Studi mengenai hubungan kekerabatan hewan

Dalam studi tahun 2016 di jurnal Scientific Reports, Lahdenpera mencoba menyelidiki apakah menjadi nenek memiliki manfaat evolusioner.

Ia pun menganalisis catatan dari populasi semi-penangkaran gajah Asia yang bekerja untuk industri kayu di Myanmar.

Beberapa betina dewasa masih hidup berkelompok dengan induknya, sementara yang lain telah dipindahkan ke daerah lain.

Lahdenpera kemudian menemukan bahwa anak gajah dari ibu muda delapan kali lebih mungkin bertahan hidup jika nenek mereka tinggal di dekat mereka daripada yang tidak.

Tidak sepenuhnya jelas bagaimana nenek gajah membantu induk gajah muda. Lahdenpera berpikir bahwa keuntungan nenek gajah berada dalam kelompok adalah pengetahuan yang mereka miliki selama hidupnya yang panjang.

Jika seekor anak gajah terjebak di lubang lumpur misalnya, neneknya mungkin lebih berhasil membantu anak gajah tersebut daripada induknya karena pernah melihat situasi yang serupa.

Sebagian besar bukti manfaat kakek-nenek berasal dari mamalia.

Namun pada tahun 2010, peneliti melaporkan dalam jurnal Current Biology bahwa dalam koloni serangga yang disebut kutu daun pembentuk empedu (Quadrartus yoshinomiyai), betina yang lebih kua mempertahankan kerabatnya setelah mereka berhenti bereproduksi.

Sebuah studi tahun 2007 yang dipublikasikan di jurnal Evolution menemukan bahwa burung pengicau Seychelles betina yang lebih tua (Acrocephalus sechellensis) kadang-kadang membantu keturunan mereka membesarkan anak.

Lalu bagaimana dengan kakek?

Studi terhadap manusia dalam beberapa dekade terakhir menunjukkan bahwa kakek dapat meningkatkan kesehatan mental seseorang dan indikator kesejahteraan lainnya.

Tapi menurut Lahdenpera tidak bukti tentang itu di kerajaan hewan. Hewan jantan jarang bersosialisasi dengan keturunannya sendiri apalagi keturunan selanjutnya.

"Pejantan biasanya fokus pada menghasilkan keturunan mereka sendiri dan tidak peduli dengan keturunannya," kata Lahdenpera.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/05/07/120000523/apakah-hewan-mengenal-kakek-dan-neneknya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke