Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Itu Gangguan Tidur Sexsomnia yang Disebut Juga Seks Tidur?

KOMPAS.com - Ada banyak jenis gangguan tidur yang bisa dialami oleh seseorang. Akan tetapi, yang menarik mungkin adalah sexsomnia.

Jadi, apa itu gangguan tidur sexsomnia?

Sexsomnia adalah gangguan tidur yang dialami seseorang yang secara tidak sadar melakukan perilaku seksual saat mereka sedang tidur.

Ulasan di jurnal Cureus pada tahun 2018 menyebut, diperkirakan sebanyak 7,1 persen dari populasi orang dewasa global akan mengalami sexsomnia di beberapa titik dalam hidup mereka.

Gangguan tidur ini juga dianggap lebih umum pada pria dibandingkan wanita meskipun tidak jelas mengapa.

Dikutip dari Live Science, Rabu (8/2/2023) sexsomnia yang terkadang disebut seks tidur ini diklasifikasikan sebagai parasomnia, yakni kelompok gangguan yang meliputi tidur sambil berjalan, mengigau, dan night terror.

Gangguan tidur dalam klasifikasi parasomnia dikelompokkan berdasarkan tahap tidur. Beberapa terjadi selama tidur rapid-eye-movement (REM) atau tidur ringan di mana otak aktif dan bermimpi.

Lalu beberapa gangguan tidur ini juga terjadi selama tidur nyenyak atau non REM.

Menurut jurnal Clinical Neurology and Neurosurgery, sexsomnia terjadi ketika sebagian otak tiba-tiba terbangun dari tidur nyenyak.

Orang tersebut secara teknis masih tertidur, tetapi mulai melakukan perilaku seksual tertentu, termasuk masturbasi, erangan, dan orgasme.

Dr. Rexford Muza, dokter yang fokus dengan masalah tidur di Guy's and St Thomas Hospital di Inggris mengungkapkan saat mengalami sexsomnia, seseorang mungkin akan membelai dirinya sendiri atau pasangannya.

Mereka juga mungkin membuat suara atau gerakan seksual yang belum pernah dilakukan orang tersebut sebelumnya atau tidak akan pernah dilakukan ketika bangun.

Hampir kejadian itu tidak ada yang diingat. Hal ini tentu bisa menyusahkan dan memalukan bagi orang yang mengalaminya.

Penyebab gangguan tidur sexsomnia

Lalu apa sebenarnya yang menyebabkan gangguan tidur sexsomnia?

Tidak banyak yang dipahami tentang mekanisme di balik gangguan tidur tersebut dan parasomnian non-REM lainnya.

Studi mengenai tidur dapat memantau aktivitas otak setiap malam dari orang yang mengalami parasomnia menggunakan electroencephalogram (EEG).

Studi di jurnal Sleep menunjukkan dalam kasus berjalan dalam tidur dan night terror, EEG memperlihatkan aktivitas di korteks motorik dan korteks cingulate yang bertanggung jawab untuk gerakan tubuh dan pengambil keputusan.

Sedangkan bagian otak lainnya masih tampak tertidur lelap.

Pertanyaan mengapa otak yang sebagian terjaga melakukan perilaku seksual?

Carlos Schenck, seorang profesor psikiatri di University of Minnesota Medical School, mengatakan gangguan kebangkitan parsial cenderung melibatkan salah satu naluri dasar kita.

"Makan, seks, berjalan, ketakutan - semua naluri dasar dan perilaku primitif ini dapat dilepaskan secara tidak tepat saat tidur," katanya.

Kendati demikian, perilaku tertentu ini, gangguan tidur sexomnia, terjadi pada beberapa individu dan tidak pada orang lain tidak sepenuhnya dipahami.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/02/09/100000623/apa-itu-gangguan-tidur-sexsomnia-yang-disebut-juga-seks-tidur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke