Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Pandemi Jamur Seperti di 'The Last of Us' Dapat Jadi Kenyataan?

KOMPAS.com - The Last of Us jadi serial televisi yang tengah ramai diperbincangkan. Tayangan ini memberikan gambaran fiksi tentang infeksi jamur zombi.

Dalam serial tersebut, patogen penyebab penyakit zombi itu disebabkan oleh infeksi jamur Cordyceps. Jamur tersebut digambarkan mengubah manusia menjadi zombi, dengan masuknya spora ke dalam tubuh.

Selanjutnya, jamur ini tumbuh dan mulai membajak pikiran inangnya hingga kehilangan kendali dan terpaksa naik ke tempat yang lebih tinggi.

Dilansir dari BBC, Selasa (31/1/2023), jamur Cordyceps yang digambarkan sebagai parasit mengerikan ini menumbuhkan sulur kematian yang muncul di kepala inangnya dan membuatnya menjadi zombi.

Spesies jamur Cordyceps memang merupakan jamur dari genus Ophiocordyceps, dan digambarkan sangat nyata dalam serial TV, The Last of Us. 

Akan tetapi, apakah mungkin Cordyceps di The Last of Us dapat menyebabkan pandemi jamur yang bisa membuat manusia menjadi zombi di dunia nyata?

Dr Neil Stone, pakar jamur terkemuka di Rumah Sakit Penyakit Tropis di London, berpendapat bahwa kita mungkin telah meremehkan infeksi jamur yang juga dapat berisiko pada manusia.

Pada akhir Oktober 2022 lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan daftar pertama sejumlah spesies jamur yang dapat mengancam jiwa, beberapa di antaranya merupakan parasit yang ganas.

Akan tetapi, jamur zombi, Cordyceps yang digambarkan dalam serial TV, The Last of Us, tidak ada dalam daftar tersebut.

Ahli mikrobiologi dari Ultrecht University, Dr Charissa de Bekker yang telah mempelajari bagaimana jamur Cordyceps menciptakan semut zombi mengatakan, dia tidak melihat jamur ini dapat melakukan hal serupa pada manusia.

"Suhu tubuh kita terlalu tinggi untuk sebagian besar jamur menetap dan tumbuh dengan baik, dan ini sama untuk Cordyceps," ungkap de Bekker.

Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa sistem saraf semut jauh lebih sederhana dibandingkan pada manusia. Sehingga, jamur Cordyceps akan lebih mudah saat membajak otak serangga seperti semut dibandingkan otak kita.

"Juga, sistem kekebalan mereka (serangga) sangat berbeda dengan kita (manusia)," imbuhnya.

Sebagian besar spesies jamur Cordyceps parasit telah berevolusi selama jutaan tahun untuk mengkhususkan diri dalam menginfeksi hanya satu spesies serangga.

Bahkan, sebagian besar jenis jamur ini tidak melompat dari satu serangga ke serangga lainnya.

"Agar (jika) jamur ini dapat berpindah dari serangga ke kita dan menyebabkan infeksi adalah lompatan yang sangat besar," kata de Bekker.

Ancaman jamur yang lebih mematikan dari Cordyceps

Kendati sejauh ini jamur Cordyceps yang seperti digambarkan dalam tayangan fiksi tersebut menjadi ancaman penyakit bagi umat manusia, namun bukan berarti potensi parasit jamur lainnya tidak mengancam secara nyata.

Ancaman yang ditimbulkan oleh jamur, telah sejak lama diabaikan.

"Orang-orang menganggapnya sebagai sesuatu yang sepele, dangkal, atau tidak penting," kata Stone.

Hanya segelintir dari jutaan spesies jamur yang dapat menyebabkan penyakit, tetapi beberapa di antaranya bisa jauh lebih buruk daripada serangan infeksi biasa. Faktanya, infeksi jamur telah membunuh sekitar 1,7 juta orang per tahun, itu sekitar tiga kali lebih banyak dari malaria.

WHO telah mengidentifikasi 19 jamur yang menurut badan kesehatan dunia ini merupakan ancaman yang cukup mengkhawatirkan bahi kesehatan masyarakat dunia. Dari jumlah yang teridentifikasi tersebut, termasuk munculnya superbug yang mematikan secara tiba-tiba, yakni jamur Candida auris dan jamur Mucormycetes.

Jamur Candida auris adalah jamur jenis ragi dan Anda seperti mendapat hembusan yang kuat dari tempat pembuatan bir atau adonan roti, saat berada di dekatnya.

Akan tetapi, saat jamur masuk ke dalam tubuh, ia akan dapat menyerang darah, sistem saraf dan organ dalam. 

Sedangkan, jamur Mucormycetes atau yang juga dikenal sebagai jamur hitam, diketahui dapat menyebabkan mucormycosis yakni penyakit pemakan daging manusia.

Jamur hitam dapat memakan daging manusia dengan sangat cepat, sehingga dapat menyebabkan cedera wajah yang parah. Selama pandemi Covid-19, di India, terjadi ledakan kasus infeksi jamur hitam dengan lebih dari 4.000 orang meninggal dunia.

Stone mengungkapkan bahwa pandemi jamur, seperti yang mungkin digambarkan dalam serial TV The Last of Us, mungkin akan mengambil 'bentuk yang berbeda' dari pandemi Covid-19 saat ini, baik dalam cara penyebaran maupun jenis orang yang terinfeksi.

Penyebab kemungkinan terjadinya ancaman pandemi jamur adalah volume murni jamur di lingkungan, perubahan iklim, perjalanan internasional, meningkatnya jumlah kasus dan pengabaian terkait perawatan kesehatan yang kita miliki.

Pandemi jamur mungkin tidak akan mengubah kita menjadi zombi, seperti gambaran The Last of Us, namun mereka dapat menyebabkan lebih banyak masalah daripada sekadar penyakit jamur biasa.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/01/31/150000923/apakah-pandemi-jamur-seperti-di-the-last-of-us-dapat-jadi-kenyataan-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke