Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Campak Lebih Menular daripada Covid-19?

KOMPAS.com - Beberapa waktu yang lalu, kita dikejutkan dengan status kejadian luar biasa penyakit campak di berbagai daerah.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, sepanjang tahun 2022 saja, sebanyak 12 provinsi mengeluarkan pernyataan kejadian luar biasa atau KLB. Setidaknya ada 3.341 laporan kasus yang menyebar di 223 kabupaten/kota.

Daya tular penyakit campak dan Covid-19

Campak sendiri memang merupakan penyakit paling menular di dunia. Tapi, jika dibandingkan dengan Covid-19, apakah campak lebih menular?

Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp. A, Subsp. IPT, M.TropPaed, dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak Subspesialis Kesehatan Anak Infeksi dan Penyakit Tropis memnjawab hal tersebut.

Hinky menjelaskan bahwa memang benar campak lebih menular dibandingkan Covid-19.

"Betul sekali, campak itu adalah penyakit infeksi yang sangat menular. Penyakit campak ini daya tularnya, setiap satu penderita campak dapat menularkan ke 12 sampai 13 orang di sekitarnya," kata Hinky yang ditemui dalam media interview dengan Rumah Sakit Pondok Indah Group, Jumat (27/01/2023).

"Jadi, campak 6 sampai 7 kali lebih menular dibandingkan Covid-19," ujar Hinky.

"Campak sangat mudah menular, sangat mudah menimbulkan kejadian luar biasa," sambungnya.

Pencegahan penyakit campak

Karena memiliki daya penularan yang tinggi, banyak orangtua tentu menjadi lebih khawatir tentang kesehatan anak-anaknya. Untuk itu, Hinky juga menjelaskan beberapa hal mengenai pencegahan penyakit campak.

"Pencegahan itu, tindakan paling efektif dalam mencegah penyakit ini adalah vaksinasi," tegas Hinky.

Seperti yang kita ketahui, vaksinasi adalah upaya membentuk kekebalan tubuh dengan vaksin. Artinya, vaksin dapat memberikan kekebalan sebelum terjangkit penyakit yang sangat menular ini.

Gejala penyakit campak

Meski mengetahui cara pencegahannya, orangtua juga bisa meningkatkan kewaspadaan dengan mengetahui apa saja gejala penyakit campak.

"Penyakit campak ini kan banyak menyerang anak-anak, khususnya bayi-bayi. Memang gejalanya mirip dengan infeksi virus yang lain misalnya batuk pilek," kata Hinky.

Selain itu, Hinky juga menjelaskan bahwa ketika kekebalan tubuh anak yang terserang campak sedang turun atau virus yang menginfeksi cukup ganas, gejala yang mungkin muncul adalah ruam.

"Jika kekebalan tubuh anak rendah, belum divaksin, lingkungan tempat tinggalnya juga kurang baik seperti ventilasi udara yang buruk, dan virus yang menyerang ganas; maka akan keluarlah ruam," ujarnya.

"Gejalanya juga akan disertai batuk, pilek, diare, muntah, tidak mau makan, lemah. Nah, kalau tidak diberi penanganan segera, si anak akan bisa mengalami komplikasi," sambung Hinky.

Menurut Hinky, hal inilah yang biasanya menyebabkan kematian akibat penyakit campak.

"Bayangin kalau paru-paru kena infeksi virus campak ya anak-anak jadi sesak napas, kekurangan oksigen. Inilah yang bisa berakibat fatal," kata Hinky

"Kadang infeksi virus juga menyerang susunan saraf pusat menyebabkan radang otak dan kejang serta penurunan kesadaran. itu juga bisa berakibat fatal," tambahnya.

Hal lain yang perlu diwaspadai saat anak terinfeksi penyakit campak adalah muntah dan diare.

"Jika (diare dan muntah) tidak segera ditangani dan diberi cairan pengganti yang keluar bisa menyebabkan dehidrasi, bisa meninggal juga," ucap Hinky.

"Jadi, penyakit ini jangan dianggap enteng. Penyakit ini sangat berbahaya dan harus segera ditangani. Apalagi penyakit ini sangat menular," tegasnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/01/29/101500323/benarkah-campak-lebih-menular-daripada-covid-19-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke