Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Ada Cinta pada Pandangan Pertama? Sains Beri Jawaban

KOMPAS.com - Film-film romantis kerap menghadirkan adegan pertemuan dua orang asing yang kemudian saling jatuh cinta pada pandangan pertama. 

Hal tersebut memang tampak sangat manis, namun benarkah kita bisa merasakan cinta pada pandangan pertama? 

Bagi yang merasa pernah mengalaminya, pikirkan kembali, apakah perasaan tersebut benar-benar cinta atau mungkin hanya ketertarikan fisik?

Penelitian tentang cinta pada pandangan pertama

Sebuah studi yang dipublikasikan secara online di Journal of International Association for Relationship Research pada tahun 2017 telah membahas lebih lanjut tentang fenomena cinta pada pandangan pertama.

Mengutip Live Science, para ilmuwan mengumpulkan data dari sekitar 400 peserta, yang sebagian besar adalah mahasiswa heteroseksual berusia 20-an tahun yang berasal dari Belanda dan Jerman. 

Peneliti melakukan tiga tahap pengumpulan data, yakni survei online, studi laboratorium, dan tiga acara kencan yang masing-masing berlangsung selama 90 menit untuk mengumpulkan informasi dari para peserta tentang pertemuan romantis. 

Dalam studi ini, peneliti mencatat apakah peserta melaporkan bahwa mereka merasakan cinta pada pertemuan pertama dan seberapa menarik tampilan fisik orang yang membuat mereka merasakan perasaan tersebut. 

Peserta memberikan analisis diri untuk beberapa komponen yang dianggap sebagai syarat "cinta", seperti ketertarikan fisik, gairah, keintiman, dan komitmen.

Selama tes dilakukan, 32 peserta melaporkan mengalami cinta pada pandangan pertama sebanyak 49 kali. Umumnya, laporan ini tidak disertai dengan nilai yang tinggi untuk komponen keintiman dan komitmen.

Namun, peserta yang melaporkan cinta pada pandangan pertama memiliki nilai yang lebih tinggi untuk komponen ketertarikan fisik.

Dalam setiap kasusnya, orang-orang yang mengaku mengalami cinta pada pandangan pertama mengatakan bahwa perasan mereka tidak berbalas. Hal ini menunjukkan, secara umum, saling jatuh cinta pada pandangan pertama memang mungkin jarang terjadi.

Dari penelitian tersebut, para peneliti menyimpulkan bahwa jatuh cinta pada pandangan pertama sebenarnya adalah daya tarik awal yang kuat, yang diidentifikasi sebagai perasaan cinta. 

Meski beberapa peserta penelitian mengaku mengalami cinta pada pandangan pertama, sulit untuk dipastikan apakah perasaan tersebut benar-benar terjadi seperti yang mereka ingat.

Pandangan lain berspekulasi bahwa cinta pada pandangan pertama mungkin melibatkan ketertarikan awal kepada orang lain yang mirip dengan kita, baik secara visual maupun kepribadian. 

Dilansir dari Psychology Today, James A. Grant-Jacob dalam “Love at First Sight” (2016) berpendapat bahwa karena memiliki kemiripan dengan orang lain adalah hal yang menarik, kita dapat menjadi terikat secara emosional dengan orang tersebut sejak pandangan pertama.

Grant-Jacob menjelaskan, kebanyakan orang tertarik pada orang lain yang mereka pikir dapat mereka percayai, dan orang seperti itu sering kali memiliki kepribadian yang mirip. 

Grant-Jacob mengutip penelitian yang mengatakan bahwa pasangan dengan atribut fisik yang mirip dapat memilih komitmen dan stabilitas relasional yang kuat.

Sementara itu, peneliti lain menemukan bahwa pasangan yang jatuh cinta pada pandangan pertama menjalani hubungan romantis lebih cepat. 

Meski demikian, mereka tidak memiliki ciri kepribadian yang sama dan mereka juga tidak mengalami hubungan dengan kualitas lebih rendah.

Terlepas dari berbagai pandangan tentang cinta pada pandangan pertama, ketika seseorang memiliki ketertarikan dengan orang lain, perasaan tersebut dapat terus tumbuh dengan rasa hormat, kebaikan, dan kepercayaan. 

Dengan cara ini, kita dapat mengembangkan "cinta pada pandangan pertama" menjadi perasaan yang lebih dari sekadar ketertarikan fisik.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/01/07/180200823/benarkah-ada-cinta-pada-pandangan-pertama-sains-beri-jawaban

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke