Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Kehidupan di Planet Mars Benar-benar Ada?

KOMPAS.com - Upaya pencarian kehidupan di luar Bumi masih terus menjadi motivasi para ilmuwan. Berbagai misi luar angkasa, termasuk mencari bukti kehidupan di planet Mars, seolah tak pantang menyerah dilakukan.

Seorang ilmuwan NASA mencoba mencermati pertanyaan, apakah kehidupan di planet Mars memang benar-benar ada?

Dilansir dari Space, Sabtu (31/12/2022), badan antariksa nasional Amerika Serikat atau NASA, memiliki sejumlah misi di Mars, yang secara intensif terlibat dalam pencarian jejak kehidupan di planet ini.

Misi utama di Mars, di antaranya adalah yang dilakukan penjelajah Curiosity. Wahana antariksa ini mendarat pertama kali pada tahun 2012, lalu disusul Perseverance yang diluncurkan pada tahun 2021.

Wahana Perseverance NASA telah mengumpulkan banyak sampel bebatuan dari Kawah Jezero, kawasan di planet merah yang diyakini mungkin memiliki kehidupan sangat kecil yang menunggu ditemukan.

"Kami baru saja mendapatkan instrumen ke permukaan Mars yang dapat membantu kami memahami tempat-tempat yang berpotensi layak huni ini dan kami dapat mengajukan pertanyaan lebih dalam tentang potensi kelayakhunian di inti batuan tersebut," Heather Graham, astrobiolog di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland.

Hal itu disampaikan Graham dalam sebuah video yang dirilis NASA pada 28 Desember lalu tentang misi NASA mencari bukti kehidupan di planet Mars dalam video berjudul Is There Life on Mars? We Asked a NASA Scientist.

Graham adalah ilmuwan NASA di bidang ahli geokimia organik yang mempelajari hubungan antara sistem biotik dan abiotik yang berfokus pada 'tanda biologis agnostik', yakni yang digambarkan NASA sebagai bukti sistem kehidupan, seperti dugaan kehidupan di Mars yang sedang diteliti, yang mungkin tidak memiliki kesamaan dengan kehidupan di Bumi.

Dalam penelitiannya ini, Graham dan timnya mengembangkan alat dan teknik yang dapat membantu kita mengidentifikasi bukti adanya sistem kehidupan di Mars, yang mungkin memiliki tanda biokimia yang berbeda dari kehidupan di Bumi.

Saat misi eksplorasi planet Mars dimulai, tujuan para ilmuwan adalah mempelajari planet tata surya lain untuk mencari jejak kehidupan, sehingga mereka membutuhkan metode yang dapat mendeteksi kesamaan kehidupan yang ada di Bumi.

Metode ini nantinya dapat membantu para ilmuwan memahami kehidupan jauh di dalam Bumi, di mana kehidupan bisa sangat berbeda dari yang ada di permukaan planet sebagai hasil dari garis evolusi yang berbeda selama miliaran tahun.

Bukti kehidupan di planet Mars

Graham mengatakan, sementara saat ini NASA belum menemukan bukti kehidupan di planet Mars, namun para ilmuwan di lembaga ini telah menemukan banyak bukti bahwa Mars dapat mendukung kehidupan di masa lalu.

"Ada banyak bukti (kehidupan di planet Mars) yang mengatakan bahwa pernah ada lautan di Mars dan atmosfer yang bisa mendukung kehidupan," kata dia.

Selain itu, salah satu bukti penting juga menunjukkan bahwa planet merah ini pernah mendukung sebuah kehidupan, adalah fakta planet yang saat ini kering dan gersang ternyata pernah menyimpan banyak air, bahan utama untuk suatu kehidupan.

Kawah Jezero disebut-sebut menyimpan fakta kehidupan di Mars, yang mana kawasan selebar 45 Km itu pernah dibanjiri air dan merupakan rumah bagi delta sungai purba. Hal inilah yang kemudian membuat NASA memilih kawasan Kawah Jezero sebagai area pendaratan penjelajah Perseverance.

Studi menemukan bahwa pada sekitar 4 miliar tahun lalu, saluran aliran sungai di Kawah Jezero tumpah di dinding kawah dan menciptakan sebuah danau.

Apabila kehidupan mikroba ada di Jezero selama Mars mengalami periode basah, peneliti meyakini bahwa tanda-tanda kehidupan di planet Mars ini mungkin tetap ada di dasar danau atau sedimen garis pantai.

Oleh karenanya, bukti dari tanda-tanda kehidupan tersebut diyakini pasti akan ada di sampel batuan dan tanah Mars yang dikumpulkan oleh Perseverance NASA.

Peneliti juga meyakini bahwa Mars telah kehilangan airnya saat planet ini kehilangan medan magnet pada sekitar 4 miliar tahun yang lalu.

Di Bumi, medan magnet dapat menghentikan radiasi berbahaya dari Matahari, agar tidak mengikis atmosfer dan melindungi kehidupan di planet Mars.

Tanpa adanya atmosfer, maka tidak ada yang bisa mencegah air di Mars menguap, kemudian hilang ke luar angkasa.

Kendati demikian, peneliti menduga bahwa kemungkinan air dalam bentuk cair masih tersisa di bawah permukaan planet. Graham pun meyakini, jika kehidupan di Mars mungkin masih ada di bawah lapisan terluar planet.

Jadi, apakah ada kehidupan di Mars, jawabannya, masih banyak tempat di planet merah ini yang harus dijelajahi untuk membuktikannya.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/12/31/190100323/apakah-kehidupan-di-planet-mars-benar-benar-ada-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke