Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi Ungkap Tarsius, Primata Terkecil di Dunia Mampu Bernyanyi dengan Nada Tinggi

KOMPAS.com - Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa tarsius, primata terkecil di dunia punya keahlian yang tak banyak diketahui.

Berdasarkan studi tersebut, tarsius disebut mampu bernyanyi duet dengan nada tinggi, layaknya penyanyi opera.

Nada tinggi itu sangat berarti bagi tarsius. Pasalnya jika mereka gagal mencapai nada itu, tarsius dapat gagal dalam menarik pasangannya atau tak bisa memberikan sinyal pada kawanannya yang lain.

Dikutip dari Live Science, Selasa (9/8/2022) dalam studi ini peneliti mengamati tarsius di Taman Nasional Tangkoko di Sulawesi, untuk mempelajari kemampuan vokal para hewan nokturnal dengan telinga besar serta mata besar ini.

Peneliti melakukan pengamatan selama Juli dan Agustus 2018 dan merekam 50 suara yang berasal dari 14 pasang tarsius Gursky (Tarsius spectrumgurskyae).

Peneliti dari Universitas Sam Ratulangi, Sulawesi dan Cornell University di New York lantas menggunakan machine learning untuk membedakan dan mengklasifikasikan nada dan frasa dalam vokalisasi tarsius yang dinyanyikan mereka.

Temuan mereka menunjukkan, bahwa nyanyian yang dilakukan tarsius ini sangat melelahkan, sehingga tak semuanya dapat mencapai nada tinggi dan cepat.

Nyanyian duet masih dalam jangkauan pendengaran manusia, tetapi primata juga bersuara dalam jangkauan ultrasonik

Tarsius berukuran hanya 9 hingga 15 sentimeter dengan berat tak lebih dari 200 gram.

Tarsius Gursky ini hanya hidup di Sulawesi dan dideskripsikan sebagai spesies terpisah dari tarsius lainnya pada tahun 2017, serta diklasifikasikan dalam kategori rentan oleh International Union for the Conservation of Nature (IUCN).

Selain tarsius Gursky, sekitar 13 spesies tarsius juga menghuni pulau-pulau di Asia Tenggara.

Lebih lanjut, peneliti menangkap kemampuan duet tarsius dengan menggunakan perekam digital genggam dan alat perekam otonom yang dipasang di habitat tarsius.

"Tarsius adalah salah satu primata duet yang lebih mudah untuk direkam dan dipelajari, setidaknya di Taman Nasional Tangkoko, karena mereka memiliki wilayah jelajah yang kecil dan tampaknya berduet hampir setiap pagi," ungkap Isabel Comella, penulis studi ini.

"Mereka tak takut pada manusia, jadi kami bisa mendapatkan rekaman berkualitas tinggi dengan relatif mudah," paparnya lagi.


Ketika para peneliti menganalisis nyanyian duet yang dilakukan antara tarsius jantan dan betina, mereka menemukan bahwa yang mereka lakukan mirip dengan coloratura.

Coloratura merupakan gaya bernyanyi yang menghasilkan banyak nada dengan sangat cepat dan digunakan oleh penyanyi opera untuk menunjukkan kontrol dan keahlian mereka.

Persisnya mengapa tarsius berduet dengan cara yang begitu kompleks dan melelahkan secara fisik tidak diketahui, terutama karena hewan tersebut jarang dipelajari.

Primata lain yang diketahui bernyanyi duet adalah sejenis lemur yang disebut indri (Indri indri), monyet titi dalam genus Callicebus, dan owa abu-abu utara (Hylobates funereus).

Studi sebelumnya tentang duet primata menunjukkan, bahwa perilaku ini dapat digunakan untuk menemukan atau menjaga pasangan, mempertahankan wilayah, atau memperkuat ikatan sosial.

Sementara pada tarsius, meski penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan dengan tepat, mengapa mereka melakukan duet tersebut, tapi ada satu kemungkinan.

Peneliti menyebut duet itu kemungkinan terkait dengan organisasi kelompok sosial mereka.

Tarsius memang sering mencari serangga sendirian di malam hari, tetapi mereka kemudian berkumpul kembali di pagi untuk tidur.

Itu mengapa menurut peneliti, tarsius akan bernyanyi sebagai cara untuk mengumpulkan kembali semua anggota kelompok ke pohon yang sama untuk tidur.

Ini bisa menjadi perilaku unik bagi tarsius yang ditemukan di Sulawesi. Sebab peneliti menyebut, tarsius di Filipina dan Kalimantan lebih suka menyendiri dan tak sering berduet.

“Kami berharap dengan munculnya unit perekam otonom berbiaya rendah dan bahkan smartphone, kami dapat mulai mempelajari lebih lanjut tentang perilaku vokal tarsius di seluruh Sulawesi,” tambah para peneliti.

Temuan ini dipublikasikan di jurnal Frontiers in Ecology and Evolution pada 2 Agustus lalu.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/08/10/100500723/studi-ungkap-tarsius-primata-terkecil-di-dunia-mampu-bernyanyi-dengan-nada

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke