Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ahli Ungkap Kehidupan Kelas Menengah di Pompeii Sebelum Hancur

KOMPAS.com - Sebuah peti kayu, lemari peralatan makan, rak-rak yang ambruk masih bisa terlihat dengan jelas. Ada juga meja beraksen tiga kaki dengan mangkuk dekoratif di atasnya.

Itu bukan sekadar perabot biasa. Perabot-perabot itu merupakan salah satu artefak yang ditinggalkan penghuninya ketika kota Pompeii dihantam oleh letusan dahsyat Gunung Vesuvius.

Tapi menariknya lagi, peneliti menyebut bahwa perabot dulunya adalah milik dari masyarakat kelas menengah di kota tersebut.

Temuan ini pun menurut peneliti dapat memperkaya pengetahuan tentang kehidupan masyarakat kelas itu sebelum terjadinya letusan gunung mengubur kota Romawi kuno tersebut dengan abu vulkaniknya.

Dikutip dari Phys, Senin (8/8/2022) Taman arkeologi Pompeii mengumumkan temuan itu baru-baru ini. Direkturnya, Gabriel Zuchtriegel menyebut penggalian kamar di sebuah 'domus' atau rumah ini pertama kali digali pada 2018.

Penggalian menurutnya telah mengungkapkan detail berharga tentang lingkungan domestik warga biasa kota yang hancur pada 79 Masehi.

Dalam beberapa dekade terakhir, penggalian di Pompeii sebagian besar terkonsentrasi pada vila-vila mewah dengan lukisan dinding yang rumit dari penduduk kelas atas Pompeii.

Namun aktivitas arkeologi di dekat Napoli modern rupanya bisa menggambarkan bagaimana kehidupan kelas menengah serta para pelayan dan orang-orang yang diperbudak lainnya.

"Di kekaisaran Romawi, ada banyak populasi yang berjuang dengan status sosial mereka. Kelas itu rentan selama krisis politik dan kekurangan pangan tetapi juga berambisi untuk menaiki tangga sosial," kata Zuchtriegel.

Lebih lanjut, peneliti menyebut rumah tempat diketemukannya artefak memiliki halaman. Di halaman itu peneliti mendapati tangki air yang dihias dengan sangat baik.

"Jelas, sumber daya (keuangan) tak cukup untuk mendekorasi lima kamar di rumah. Satu kamar memiliki dinding yang tak dicat dan lantai tanah yang tampaknya digunakan untuk penyimpanan," jelas Zuchtriegel.

Lalu di sebuah kamar tidur, para arkeolog menemukan sisa-sisa rangka tempat tidur dengan jejak kain untuk bantal. Temuan di kamar juga termasuk sisa-sisa batang kayu dengan tutup terbuka.

Selain itu di antara reruntuhan langit-langit akibat ledakan vulkanik, terdapat pula lampu minyak yang dihiasi dengan relief yang menggambarkan dewa Yunani kuno Zeus yang berubah menjadi elang. Di dekatnya ada meja bundar kecil berkaki tiga.


Letusan Gunung Vesuvius

Letusan gunung Vesuvius sendiri dikenal sebagai salah satu letusan gunung terbesar dalam sejarah manusia. Pasalnya, pada 79 M, gunung yang terletak di Italia itu mengubur 2.000 orang yang tinggal di kota kuno Romawi.

Orang-orang yang tak sempat untuk melarikan diri pun akhirnya terkubur hidup-hidup beserta harta benda mereka. Artefak-artefak ini lah yang masih bisa disaksikan dan menjadi objek penelitian para arkeolog.

Salah satu yang terungkap dari sekian banyak studi adalah betapa cepatnya abu dan gas membunuh warga Pompeii.

Dalam sebuah studi, peneliti mengungkap gas dan abu vulkanik hanya butuh waktu 15 menit untuk mencapai Pompeii. Abu dan gas itu menyelimuti kota selama 10 menit hingga 20 menit.

Dan itu tentu saja 15 menit yang menyiksa. Penduduk mengalami sesak napas oleh gas dan abu lalu tertutup puing-puing vulkanik.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/08/09/110500023/ahli-ungkap-kehidupan-kelas-menengah-di-pompeii-sebelum-hancur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke