Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Manusia Menangis? Sains Jelaskan Manfaatnya

KOMPAS.com - Saat suasana hati sedang buruk, atau saat sedih Anda mungkin mengekspresikannya dengan cara menangis.

Pasalnya, setelah meneteskan air mata, perasaan akan menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Ternyata, menangis memiliki banyak manfaat bagi kesehatan psikologis kita sebagai manusia. Misteri Tubuh Manusia kali ini, akan membahas lebih dalam terkain hal ini.

Menurut associate professor di University of Melbourne, Peggy Kern, air mata yang dikeluarkan saat menangis bertindak sebagai indikator fisik dari kondisi emosi seseorang.

Air mata juga bisa keluar ketika dihadapkan dengan kondisi lain, misalnya saja ketika terlalu gembira. Di dalam otak manusia, kata Kern, emosi yang kuat mengaktifkan jaringan otonom pusat.

Jaringan ini terdiri dari dua bagian, antara lain sistem simpatis yang mengaktifkan respons melawan-atau-lari ketika dihadapkan dengan bahaya. Selanjutnya adalah sistem saraf parasimpatis, yang mengembalikan tubuh menuju keadaan tenang.

"Emosi yang kuat mengaktifkan bagian simpatik dari sistem ini, tetapi ketika kita menangis, bagian parasimpatis diaktifkan dan membuat kita merasa lebih baik," terang Kern seperti dilansir dari Science Alert, Sabtu (21/5/2022).

Ia menjelaskan bahwa manusia dilatih sejak kecil untuk mengendalikan maupun mengekspresikan emosi, sesuai dengan keadaan sekitar. Sehingga, Anda mampu menahan diri untuk menangis di hadapan orang lain.

"Menangis saat menonton film sedih boleh saja, tetapi menangis di tempat kerja biasanya kurang bisa diterima," imbuhnya.

Menangis umumnya dilakukan ketika sedang tertekan, atau stres menghadapi kondisi tertentu.

Dijelaskan Kern, menangis saat stres sebenarnya membantu Anda mengatur respons emosional untuk menangani emosi dengan cara yang terkendali. Saat ini terjadi, struktur penting di otak yang disebut korteks prefrontal berperan untuk menjaga sistem agar tetap terjaga. 

Namun, semakin stres dan lelah dalam waktu yang lama, sistem simpatik tetap aktif. Akibatnya, korteks prefrontal diharuskan untuk bekerja lebih keras dari sebelumnya.

Dengan demikian, kemampuan otak untuk mengatur emosi menurun secara signifikan. Pada akhirnya, hal itu dapat menyebabkan respons emosional yang dapat diamati seperti keluarnya air mata atau kemarahan.

"Kita mungkin bahkan tidak menyadari, betapa kelelahannya kita sampai air mata mengalir di wajah setelah insiden atau pengalaman yang tampaknya sepele," ujar Kern.

Di luar alasan psikologis, mengeluarkan air mata dapat membantu menciptakan maupun mempertahankan ikatan sosial.

Sebab, air mata merupakan tanda permintaan tolong dengan menunjukkan kepada orang lain, bahwa kita tidak baik-baik saja dan membutuhkan dukungan.

"Air mata sering menimbulkan perasaan simpati pada orang lain, membantu kita terhubung dengan mereka. Menangis juga terjadi ketika kita merasakan simpati yang mendalam untuk orang lain, menangis bersama mereka, yang semakin memperkuat ikatan sosial," tuturnya.


Manfaat menangis untuk kesehatan fisik

Faktanya, menangis tidak hanya baik untuk psikologis tetapi juga baik untuk fisik. Anda akan menjaga mata tetap terbuka, meskipun dalam keadaan yang lelah setelah bekerja seharian, yang membuat mata menjadi kering.

Tubuh secara otomatis memproduksi air mata untuk melawan kekeringan di area ini, dan menjaga mata tetap lembap sehingga Anda dapat melihat dengan jelas.

"Air mata adalah bagian alami dari fungsi (tubuh) manusia. Terutama dengan tekanan yang dibawa beberapa tahun terakhir, terkadang tidak ada yang lebih baik daripada tangisan untuk meredakan emosi," ungkap Kern.

Perempuan lebih sering menangis dibandingkan laki-laki

Beberapa orang cenderung lebih banyak menangis daripada yang lainnya, terutama saat menghadapi situasi sulit.

Menurut Kern, perempuan cenderung lebih sering menangis dibandingkan laki-laki. Meski begitu, para ahli belum mengetahui secara pasti mengapa hal itu bisa terjadi.

Menariknya, orang yang memiliki skor tinggi pada tes kepribadian empati atau neurotisisme juga ditemukan cenderung lebih sering menangis.

Meski memiliki manfaat bagi kesehatan psikologis seseorang, menangis terus-menerus justru mengindikasikan adanya depresi, lantaran otak diliputi rasa sakit secara emosional.

Jika Anda, atau orang di sekitar selalu menangis dalam jangka waktu yang lama maka konsultasi dengan ahli mungkin dapat membantu untuk mencari tahu penyebab dari kondisi tersebut.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/05/24/090300923/mengapa-manusia-menangis-sains-jelaskan-manfaatnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke