Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Anak Intoleransi Laktosa, Makanan Apa yang Aman Dikonsumsi?

Hampir semua laktosa yang masuk usus halus dihidrolisis atau dipecah menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase yang terdapat pada mikrovili epitel usus halus.

Hasil hidrolisis akan diserap dan masuk ke dalam aliran darah sebagai nutrisi, tapi pada beberapa kasus, laktosa yang tidak terserap sempurna akan menimbulkan kembung dan diare, yang disebut intoleransi laktosa.

Intoleransi laktosa merupakan gejala klinis akibat tidak terhidrolisisnya laktosa secara optimal di dalam usus halus akibat enzim laktase yang berkurang. Kondisi ini tidak jarang menimbulkan kekhawatiran pada orangtua.

Melansir situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), gejala klinis yang diperlihatkan dari intoleransi laktosa antara lain diare, kembung, nyeri perut, muntah, sering flatus atau buang gas, merah di sekitar anus, dan tinja berbau asam.

Namun sebenarnya, asupan laktosa tetap diperlukan karena mempunyai sejumlah manfaat. Lantas, apa saja manfaat laktosa dalam tubuh?

Manfaat laktosa

Beberapa manfaat laktosa dalam tubuh sebagai berikut:

  • Mengandung galaktosa

Galaktosa berperan penting pada pembentukan galaktolipid yang dibutuhkan pada proses perkembangan otak dan sistem saraf pusat anak. Artinya, laktosa dapat membantu meningkatkan kecerdasan anak.

Tidak hanya itu, galaktosa juga menjadi salah satu zat yang membuat sistem imunitas tubuh bekerja dengan baik.

  • Efek prebiotik

Laktosa mempunyai fungsi prebiotik yang mampu merangsang pertumbuhan bakteri baik yang berperan untuk melindungi sistem pencernaan, khususnya usus dengan melawan sel organisme patogen.

Terdapat beberapa jenis bakteri laktobasilus yang terdapat dalam tubuh dengan fungsi berbeda, seperti Lactobacillus reuteri, Bifidobacterium lactis, Lactobaciullus casei, dan L. rhamnosus, yang memberikan manfaat baik bagi tubuh.


  • Memperkuat tulang

Laktosa akan membantu tubuh menyerap kalsium secara optimal. Ini sangat diperlukan oleh anak di usia pertumbuhan untuk membentuk sekaligus menguatkan tulang dan gigi.

Kalsium juga diperlukan untuk mendukung fungsi saraf dan otot, membantu pembekuan darah, dan mengaktifkan enzim yang dibutuhkan tubuh dalam mengubah nutrien menjadi energi.

Oleh karena itu, asupan kalsium anak di masa pertumbuhan perlu untuk dipenuhi secara cukup.

Merujuk pada Angka Kecukupan Gizi (AKG), anak usia satu hingga tiga tahun membutuhkan kalsium sebanyak 650 miligram (mg) per harinya. Bagi anak empat hingga enam tahun membutuhkan kalsium sebanyak 1.000 mg per hari.

  • Meminimalisir risiko kegemukan

Terdapat tiga jenis gula yang masuk dalam golongan disakarida yaitu laktosa, sakrosa, dan maltosa.

Tapi, laktosa memiliki indeks glikemik yang lebih rendah, sehingga kadar gula darah dalam tubuh menjadi lebih terjaga.

Orangtua perlu mempertimbangkan pemberian asupan laktosa bagi pertumbuhan anak.

Apabila anak mengonsumsi susu pertumbuhan dan mengalami masalah intoleransi laktosa, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli sebelum memutuskan untuk mengganti ke produk bebas laktosa.

Dalam pemilihan susu pertumbuhan, penting untuk mengecek label kemasan agar terhindar dari kesalahan memilih produk.

Hal ini dikarenakan beberapa susu pertumbuhan mengandung gula tambahan seperti sukrosa yang dapat menyebabkan karies gigi dan risiko obesitas.

Anak dengan intoleransi laktosa harus diperhatikan dengan baik makanannya. Penderita intoleransi laktosa sangat perlu menghindari makanan dengan kandungan susu di dalamnya.

Makanan bebas laktosa

Susu bebas laktosa merupakan susu formula yang tidak mengandung laktosa sama sekali.

Susu jenis ini harus melewati proses hidrolisis, penambahan enzim laktase, dan pasteurisasi untuk mendapatkan kadar laktosa yang diinginkan.

Semakin banyak enzim laktase yang ditambahkan dalam susu, maka akan semakin rendah kadar laktosanya. Selain susu formula, terdapat beberapa jenis makanan yang bebas dari kandungan laktosa di dalamnya, sebagai berikut:

1. Sayuran

Sayur-sayuran hijau seperti bayam, brokoli, dan daun singkong bebas kandungan laktosa. Seperti diketahui, sayur-sayuran kaya akan kandungan kalsium dan zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Dengan mengonsumsi sayuran hijau, bisa membantu memenuhi kebutuhan kalsium bagi tubuh anak, yang biasanya terkandung pada jenis produk olahan susu.

2. Agar-agar

Biasanya agar-agar dibuat dari rumput laut, sehingga aman dikonsumsi bagi orang yang mengalami intoleransi laktosa. Namun saat ini sajian agar-agar diberikan tambahan susu dan sejenisnya.

Sehingga sebelum memutuskan untuk mengkonsumsi agar-agar, ada baiknya memastikan jika agar-agar tersebut tidak mengandung campuran susu sama sekali.

3. Ikan

Ikan juga bebas laktosa dan menjadi pilihan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak.

Ikan mengandung kalsium yang sangat membantu orang dengan intoleransi laktosa agar tetap tercukupi nutrisi hariannya.

Beberapa jenis ikan yang kaya kalsium antara lain sarden, salmon, dan tuna. Ikan-ikan ini mempunyai kandungan kalsium dan vitamin D yang sangat tinggi.

4. Kacang-kacangan

Makanan ringan seperti kue, cokelat, dan beberapa makanan lain kemungkinan bisa mengandung susu dan produk turunannya seperti keju.

Untuk itu, penderita intoleransi laktosa disarankan untuk memilih jenis camilan lain, seperti kacang-kacangan.

Selain aman dikonsumsi, kacang-kacangan juga dapat memenuhi kebutuhan protein, kalsium, dan mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh.

Susu yang berasal dari sumber kacang-kacangan juga bebas laktosa. Jenis susu yang dihasilkan dari nabati atau kacang-kacangan antara lain almond, mete, dan kedelai.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/04/18/193000123/anak-intoleransi-laktosa-makanan-apa-yang-aman-dikonsumsi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke