Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tingkatkan Kesadaran Kanker Ovarium dengan Kampanye 10 Jari, Apa Itu?

KOMPAS.com - Dalam upaya mengingatkan masyarakat betapa pentingnya kesadaran kanker ovarium yang disebut sebagai pembunuh senyap (silent killer), Kampanye 10 Jari pun dicetuskan.

Kampanye 10 jari ini sebenarnya sudah diluncurkan pada Mei 2021. AstraZeneca Indonesia bekerjasama dengan Cancer Information and Support Center (CISC) dan Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) telah berkomitmen untu membantu pasien dan wanita Indonesia dalam meningkatkan kesadaran untuk menghadapi kanker ovarium.

Berdasarkan data Globocan 2020, tercatat 14.896 kasus baru kanker ovarium dengan angka kematian 9.851 setiap tahunnya di Indonesia.

Hal tersebut membuat kanker ovarium menempati urutan lima teratas dari kanker yang khusus terjadi pada perempuan.

Bahkan, penelitian lainnya menunjukkan bahwa satu dari 78 wanita berisiko menderita kanker ovarium dalam hidup mereka.

Apa itu Kampanye 10 Jari?

Duta Peduli Kanker Ovarium, Shahnaz Haque menyampaikan betapa pentingnya masyarakat untuk mengetahui Kampanye 10 Jari dan manfaatnya untuk menurunkan prevalensi kematian kanker ovarium pada perempuan.

Kampanye 10 jari adalah salah satu bentuk edukasi kepada masyarakat yang mana angka "10" melambangkan enam faktor risiko dan empat tanda kanker ovarium.

Shahnaz mengatakan, sebagai seorang penyintas kanker ovarium, ia mengingatkan agar masyarakat, terutama perempuan, lebih sadar untuk mengidentifikasi gejala awal kanker ini.

"Sebagai penyintas kanker ovarium, saya sangat bersemangat dalam membagikan pengalaman saya pada masyarakat," kata Shahnaz dalam diskusi daring bertajuk Kampanye 10 Jari, Kamis (13/1/2022).

Meskipun kanker ovarium stadium awal cenderung jarang terlihat gejala-gejalanya secara spesifik, dengan pengenalan faktor risiko dan tanda yang harus diwaspadai juga bisa menjadi cara untuk identifikasi atau deteksi sejak dini.

"Fokus saya saat ini ingin memperkenalkan enam faktor risiko dan empat tanda kanker ovarium, dan menginformasikan berbagai langkah-langkah yang tepat untuk dilakukan pasien yang terdiagnosis," ujarnya.

Berikut yang harus Anda ketahui tentang enam faktor risiko kanker ovarium:

1. Memiliki riwayat kista endometrium

2. Memiliki riwayat keluarga dengan kanker ovarium dan/atau kanker payudara

3. Mutasi genetik misalnya BRCA (gen yang memproduksi protein penekanan tumor)

4. Paritas rendah

5. Gaya hidup yang tidak sehat

6. Pertambahan usia

Sementara itu, empat tanda kanker ovarium yaitu:

1. Kembung

2. Nafsu makan berkurang

3. Sering buang air kecil

4. Nyeri panggul atau perut

Penanganan kanker ovarium

Setelah pasien didiagnosis menderita kanker ovarium, sangat penting bagi mereka untuk berkonsultasi dengan ahli medis dan menjalani terapi yang tepat.

Pembedahan dan kemoterapi saat ini merupakan pengobatan umum untuk kanker ovarium.

Pada kanker ovarium stadium awal, di mana penyakit masih terbatas pada ovarium, terapi-terapi tersebut memiliki peluang keberhasilan yang tinggi,

Shahnaz pun berpesan agar siapapun yang saat ini menderita sakit, baik sakit kanker ovarium ataupun berbagai penyakit lainnya, untuk fokus menjalankan pengobatannya.

"Jangan takut sama pengobatannya, takut sama penyakitnya," kata Shanaz.

Ia menambahkan, selain dukungan dari aspek medis, pasien kanker juga membutuhkan dukungan emosional dan mental dari orang-orang di sekitar mereka untuk memenangkan pertempuran melawan kanker ini.

Sebab, ada saja pasien yang terdiagnosis kanker tidak langsung bisa menerima kenyataan penyakit yang menimpanya. Ada saja yang mengalami masa penolakan untuk diagnosis yang ditegakkan. 

Untuk itu, mereka sangat membutuhkan dukungan atau support dari orang lain terutama orang-orang terdekatnya.

Kampanye 10 Jari ini juga menganjurkan pentingnya kelompok pasien sebagai support system bagi para penyintas.

Ketua Umum Cancer Information and Support Center(CISC), Aryanthi Baramuli Putri mengatakan, dengan adanya komunitas, pasien bisa saling mendukung satu sama lain, dan bertukar informasi untuk saling menguatkan dalam melawan penyakit ini.

"Dengan adanya Kampanye 10 Jari ini, semoga ada lebih banyak lagi perempuan di Indonesia yang melakukan deteksi dini dan mengetahui faktor risiko kanker ovarium," kata Aryanthi.

Sejak diluncurkan pada Mei 2021, Kampanye 10 Jari telah melakukan berbagai kegiatan edukasi kanker ovarium dan mencapai lebih dari 20.000 masyarakat Indonesia melalui sesi edukasi awam secara online dengan praktisi kesehatan dan kelompok pasien di media sosial. 

Kampanye 10 Jari bertujuan untuk membantu perempuan melakukan deteksi dini dan memberdayakan penyintas kanker ovarium untuk menghadapi penyakit tersebut dengan pengobatan yang tepat.

"Kami berkomitmen untuk terus memberikan akses terhadap obat-obatan inovatif untuk kualitas hidup yang lebih baik bagi para pasien termasuk perawatan kanker ovarium di Indonesia," kata Rizman Abudaeri, Direktur AstraZeneca Indonesia.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/01/21/140000523/tingkatkan-kesadaran-kanker-ovarium-dengan-kampanye-10-jari-apa-itu-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke