Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kabar Baik, Vaksin Booster Johnson & Johnson Kurangi Rawat Inap akibat Omicron

Salah satu dari dua studi vaksin corona yang dilakukan dalam laboratorium menunjukkan bahwa orang yang menerima vaksin dosis booster Janssen mempunyai respons imun yang kuat terhadap Omicron.

Melansir NPR, satu penelitian mengenai studi booster vaksin Janssen dilakukan saat Omicron menjadi varian dominan di Afrika Selatan.

Penelitian tersebut melibatkan sekitar 69.000 petugas kesehatan di Afrika Selatan, yang membandingkan orang yang telah mendapatkan dua vaksin J&J dengan yang hanya menerima satu dosis saja.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan vaksin booster J&J mampu mengurangi rawat inap hingga 85 persen. 

Tak seperti vaksin Pfizer dan Moderna, yang memerlukan dua dosis awal sebelum suntikan booster enam bulan kemudian, vaksin Johnson & Johnson adalah vaksin dengan suntikan tunggal yang dapat diikuti dengan dosis booster setelah setidaknya dua bulan untuk orang berusia 18 tahun ke atas.

“Data ini harus meyakinkan petugas kesehatan yang belum menggunakan booster untuk divaksinasi sesegera mungkin,” ujar Wakil Direktur Jenderal Departemen Kesehatan Nasional Afrika Selatan Dr. Nicholas Crisp.

Sementara itu, studi kedua dari Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston memperhatikan darah dari orang yang telah menerima vaksin dosis booster J&J.

Ditemukan bahwa orang yang mendapatkan dosis booster Janssen mempunyai respons imun yang kuat terhadap Omicron di laboratorium, bahkan lebih kuat daripada respons yang dihasilkan oleh dosis booster vaksin Pfizer Covid-19.

Studi ini pun menunjukkan bahwa vaksin booster kurangi rawat inap Omicron. Dalam studi di laboratourium, semakin kuat respons imun, maka semakin besar kemungkinan vaksin Johnson & Johnson efektif dalam mencegah penyakit serius di dunia nyata.

Adapun suntikan vaksin booster Pfizer dan Moderna telah terbukti penting melindungi terhadap penyakit parah dengan Omicron, yang menyebabkan tingkat infeksi terobosan yang tinggi di antara orang-orang yang divaksinasi.

Orang yang tidak divaksinasi tetap berada pada risiko rawat inap dan kematian yang jauh lebih tinggi, namun masih belum jelas berapa lama perlindungan dari suntikan booster berlangsung.

Vaksin Johnson & Johnson disetujui di Swiss

Dituliskan Swiss Info, regulator obat Swissmedic telah menyetujui booster vaksin dosis tunggal J&J pada 27 Desember 2021.

“Dosis kedua vaksin dapat diberikan paling cepat dua bulan setelah dosis pertama,” tulisnya.

Swissmedic juga telah menyetujui penggunaan vaksin Janssen sebagai booster untuk vaksin mRNA, yang dapat diberikan dalam waktu enam bulan setelah dosis kedua vaksin mRNA.

Sebagai informasi, vaksin model vektor virus Janssen pertama kali disetujui pada Maret lalu.

Pada bulan September, pemerintah Swiss menandatangani kontrak untuk membeli 150.000 dosis.

Selain vaksin booster Johnson & Johnson, dua vaksin lain yang disetujui di Swiss adalah vaksin Moderna dan  Pfizer-BioNTech, yang menggunakan teknologi mRNA.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/12/31/130200623/kabar-baik-vaksin-booster-johnson-johnson-kurangi-rawat-inap-akibat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke