Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Fakta Dislokasi Tulang Leher seperti Dialami Laura Anna Pascakecelakaan

Diberitakan sebelumnya, mobil yang ditumpanginya pada dua tahun lalu mengalami kecelakaan saat dikemudikan mantan kekasihnya, Gaga Muhammad atau Gaung Sabda Alam.

Sejak 2 November 2021, Gaga telah ditahan di rutan Satlantas Polres Metro Jakarta Timur atau laporan Laura Anna.

Berkaitan dengan kondisi yang dialami Laura, apa sebenarnya dislokasi tulang leher dan bagaimana bisa menyebabkan seseorang lumpuh?

Berikut fakta tentang dislokasi tulang leher yang kami rangkum dari berbagai sumber.

1. Apa itu dislokasi tulang leher?

Dikutip dari Medical News Today, leher terdiri dari tujuh tulang kecil yang disebut vertebra serviks. Tulang-tulang ini berada di antara pangkal tengkorak dan bagian atas bahu, yang fungsinya untuk membantu melindungi sumsum tulang belakang dan saraf halus.

Sebelumnya perlu diketahui, dislokasi adalah kondisi tulang bergeser dari sendi atau posisi yang seharusnya.

Sementara dislokasi tulang leher atau juga disebut cervical dislocation adalah cedera pada tulang belakang leher, dan dua atau lebih tulang belakang yang bersebelahan terpisah secara tidak normal. Hal ini menyebabkan tulang belakang bergeser dari posisi seharusnya.

Dikutip dari laman Study, tulang belakang leher mengacu pada tulang belakang di leher.

Jenis cedera ini paling sering disebabkan oleh kecelakaan mobil, tabrakan saat olahraga, atau jatuh.

2. Gejala dislokasi tulang leher

Gejala dislokasi tulang belakang leher meliputi:

  • Nyeri hebat di leher
  • Nyeri yang menjalar ke bahu dan lengan
  • Mati rasa dan kesemutan pada ekstremitas atas
  • Kelemahan pada ekstremitas atas
  • Kekakuan pada ekstremitas atas

Jika pasien pernah mengalami kecelakaan atau trauma, terutama muncul gejala nyeri leher, maka patut waspada atau curiga dengan kemungkinan terjadinya dislokasi tulang belakang atau leher, seperi kasus cedera tulang leher setelah mengalami kecelakaan yang membuatnya Laura Anna lumpuh.

3. Dampak dislokasi tulang leher

Cedera yang melibatkan tulang belakang leher dapat berdampak pada ekstremitas atas karena saraf di leher mengontrol otot-otot di ekstremitas atas.

Oleh karena itu, kerusakan saraf di leher dapat menyebabkan kelemahan, kekakuan, dan mati rasa pada bahu, lengan, dan tangan.

Ketika vertebra serviks patah atau mengalami cedera, ini bisa menyebabkan kondisi parah bahkan mengancam jiwa.

Seperti disebutkan sebelumnya, vertebra serviks membantu melindungi sumsum tulang belakang dan saraf yang halus.

Jika terjadi kerusakan pada sumsum tulang belakang atau saraf, dapat menyebabkan kelumpuhan atau kematian. Sama seperti yang dialami Laura Anna karena dislokasi tulang lehernya, yakni kelumpuhan.

4. Diagnosis dislokasi tulang leher

Diagnosis dapat menjadi semakin sulit, saat gejala fisik yang dialami tidak khas. Sebab, beberapa pasien dengan fraktur atau cedera lain akan mengeluh nyeri di lokasi lain, tetapi tidak mengeluh nyeri leher.

Seperti dikutip dari Keck Medicine University of Southern California (USC), terkadang banyak pasien yang mungkin meremehkan keparahan kecelakaan atau trauma saat mengalami kecelakaan kendaraan bermotor.

Setiap pasien yang pernah mengalami kecelakaan atau trauma parah, terutama pasien dengan nyeri leher, harus dievaluasi secara hati-hati dengan sinar-x dan studi pencitraan tambahan, jika diperlukan, untuk mendiagnosis cedera serviks secara akurat.

5. Pengobatan

Ada berbagai metode pengobatan dislokasi tulang leher, baik yang dikategorikan konservatif atau nonoperatif dan bedah atau operatif.

Perawatan awal untuk fraktur atau dislokasi tulang yang parah mungkin akan melibatkan traksi tulang dan reduksi tertutup, dengan pin logam yang ditempatkan di tengkorak yang terhubung ke katrol, tali dan pemberat.

Sementara perawatan nonoperatif, termasuk perawatan bracce (orthotic) dan obat-obatan.

Perawatan bedah sering kali melibatkan fusi dan instrumentasi serviks posterior, yang meliputi metode memasukkan sekrup dan batang logam kecil untuk menstabilkan tulang belakang.

Pilihan lain termasuk dekompresi anterior dan fusi dengan atau tanpa instrumentasi.

Fraktur yang sangat tidak stabil mungkin memerlukan pembedahan leher anterior dan posterior.

Tujuan pengobatan secara keseluruhan adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi neurologis atau fungsi saraf, memberikan stabilitas dan mengurangi rasa sakit.

Kendati demikian, pedoman pengobatan untuk patah tulang dan dislokasi tulang leher, maupun cedera lainnya, pada akhirnya tergantung pada sejumlah lokasi cedera yang dialami pasien.

6. Kondisi terkini Laura Anna

Laura mengatakan ia sekarang bisa bergerak, tetapi tidak bisa berjalan.

"Dari atas pinggang sampai ke bawah (lumpuh). Masih kerasa kok (kalau disentuh), (saraf) masih jalan," kata Laura Anna, dikutip dari kanal YouTube Deddy Corbuzier, Rabu (8/12/2021).

Tangan Laura juga masih belum leluasa bergerak sepenuhnya.

"Lebih ke jari-jarinya aja enggak bisa gerak," tutur perempuan berusia 21 tahun itu.

Menurut Laura, kondisi ini lebih baik dari saat awal pascakecelakaan.

"Lebih parah (waktu itu) aku enggak bisa gerak, enggak bisa main HP, pokoknya cuma diam doang. Itu kayak tiga bulan," ucapnya.

Sumber: Kompas.com (Melvina Tionardus/Editor Kistyarini, Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

https://www.kompas.com/sains/read/2021/12/09/130200823/6-fakta-dislokasi-tulang-leher-seperti-dialami-laura-anna-pascakecelakaan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke