Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sumber Polutan Pengaruhi Rasio Kelahiran Bayi Laki-laki dan Perempuan

Studi tersebut telah dipublikasikan di jurnal PLOS Computational Biology pada Kamis, 2 Desember 2021 lalu.

Para peneliti menganalisis data dari sekitar setengah populasi di Amerika Serikat seluruh populasi di Swedia.

Lewat peninjauan itu, tim peneliti menemukan bahwa polutan memengaruhi kondisi bayi bahkan sebelum mereka lahir. Efek serupa juga ditunjukkan pada pengamatan terhadap sejumlah besar orang di wilayah lain.

Sementara itu, profesor kedokteran dan genetika di University of Chicago sekaligus penulis utama studi, Andrey Rzhetsky mengatakan polutan berisiko mencegah kehamilan.

Sebab, terjadi ketidakseimbangan hormon dalam tubuh seseorang akibat paparan polutan yang berbahaya.

“Variasi ini signifikan secara statistik. Polutan mungkin kecil, tetapi menyebabkan ribuan kematian dini. Jika sesuatu memengaruhi rasio jenis kelamin, artinya (dapat) memengaruhi sistem biologi manusia, dan mungkin berdampak pada kesehatan lainnya," ujar Rzhetsky seperti dilansir dari NBC News, Jumat (3/12/2021).

Para peneliti telah mengamati data 150 juta orang AS selama lebih dari delapan tahun, dan seluruh penduduk Swedia selama lebih dari 30 tahun.

Kemudian, mereka membandingkan rekam medis dengan faktor-faktor lainnya seperti kualitas lingkungan, musim, hingga suhu.

Namun, tidak melihat adanya tren rasio kelahiran berdasarkan riset pada faktor musim ataupun suhu. Sedangkan bahan-bahan kimia yang berbeda cenderung berpengaruh terhadap rasio kelahiran, meski tidak dalam satu arah.

Hasil lainnya yaitu, daerah dengan paparan merkuri yang lebih tinggi, menghasilkan rasio anak laki-laki yang sedikit lebih tinggi dibandingkan anak perempuan.

Sementara daerah yang terpapar lebih banyak timbal dalam tanah dikaitkan dengan jumlah anak perempuan yang lebih tinggi.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperkirakan, pada setiap 105 bayi laki-laki yang lahir di AS, akan ada 100 bayi perempuan yang lahir.

Berdasarkan data tersebut, Rzhetsky dan timnya menduga senyawa kimia juga berkontribusi dalam gagalnya ibu untuk hamil.

Meski mereka menilai efeknya lebih terasa bagi anak perempuan atau laki-laki, tetapi alasannya masih belum diketahui.

"Kondisi ini jelas menunjukkan ada interaksi antara sistem reproduksi dan polutan lingkungan," papar Rzhetsky.

“Jelas ada perbedaan fisiologis antara embrio jantan dan betina. Zat yang jelas berbeda dapat menargetkan atau memodifikasi bagian fisiologi yang berbeda,” lanjutnya.

Di sisi lain, para ilmuwan mencatat polutan, tingkat stres, kebiasaan merokok dan usia orang tua merupakan beberapa faktor yang dapat memengaruhi rasio jenis kelamin.

Selanjutnya, Emily Barrett, profesor biostatistik dan epidemiologi di Universitas Rutgers menjelaskan, bahwa efek polusi pada wanita hamil dan janin cukup membahayakan.

"Polusi cukup memengaruhi kehamilan sehingga bisa terjadi keguguran," ungkap Barrett.

Dia berkata, bahan kimia dapat mengganggu sistem endokrin yang seharusnya memberikan keseimbangan pada hormon untuk wanita hamil.

Polutan juga disebutnya bisa menyebabkan kerusakan DNA atau menghasilkan peradangan yang berdampak pada perkembangan janin.

Meskipun tidak terlibat dalam penelitian, Barret menegaskan bahwa riset tersebut memiliki ukuran yang lebih valid dibandingkan penelitian sebelumnya.

Artinya, para ilmuwan mampu menentukan tren signifikansi rasio kelahiran dengan lebih akurat.

Misalnya, pada sebagian besar penelitian sebelumnya mengamati dampak pada ratusan atau ribuan kehamilan, tetapi Barret mengatakan, penelitian ini telah mencakup wilayah yang lebih luas, dan menemukan perbedaan yang signifikan secara statistik untuk beberapa bahan kimia.

Akan tetapi, penelitian ini dinilai memiliki kelemahan karena tinjauan tersebut sangat besar, ukuran polusi besar dan didasarkan pada faktor geografis, bukan pengukuran klinis darah maupun urine.

Kemungkinan terdapat polutan atau faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian yang dapat memengaruhi hasilnya.

Kendati demikian, penelitian tersebut membuktikan bahwa polusi memiliki efek negatif pada kehamilan dan efek ini cukup penting untuk diwaspadai.

“Dalam banyak kasus paparan (polusi udara dan polusi air) ini meningkat,” pungkas Barret.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/12/05/180000623/sumber-polutan-pengaruhi-rasio-kelahiran-bayi-laki-laki-dan-perempuan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke