Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Misi Sentuh Matahari Penuh Ancaman, Wahana Antariksa Parker Dihadang Badai Debu

KOMPAS.com - Misi bersejarah Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) untuk 'menyentuh' matahari bukan misi yang mudah.

Berita terbaru datang dari wahana antariksa Parker (Parker Solar Probe) yang mengemban misi tersebut. Para ilmuwan menyebut, jika perjalanan wahana itu menuju ke matahari semakin tak bersahabat.

Meski begitu, wahana antariksa Parker tetap berhasil mengumpulkan beberapa data baru yang menarik dari perjalanannya itu.

Mengutip Gizmodo, Rabu (10/11/2021) wahana antariksa Parker diluncurkan pertama kali pada 2018 dan kini telah menyelesaikan sembilan dari 24 orbit bintang yang direncanakan.

Setiap orbit memang mendekatkannya ke matahari yang memungkinkan pengamatan ilmiah yang belum pernah terjadi sebelumnya, misalnya pengamatan angin matahari dan korona luar matahari.

Wahana kemudian akan mati terkena panas dan radiasi matahari yang intens. Tapi itu tak akan terjadi selama empat tahun lagi.

Namun ternyata dalam perjalanannya, wahana antariksa Parker sudah mengalami berbagai kesulitan, bahkan sebelum benar-benar mendekati matahari.

Butir-butir kecil debu dengan diameter 2 hingga 20 mikron atau kurang dari seperempat lebar rambut manusia dengan kecepatan tinggi dikabarkan menabrak wahana.

Masalahnya bukan ukurannya itu, melainkan kecepatan debu saat menabrak wahana.

Wahana antariksa Parker adalah objek buatan manusia tercepat yang pernah dibuat. Wahana memiliki kecepatan heliosentris (kecepatan relatif terhadap matahari) yang mencapai 644.000 km/jam.

Partikel debu yang menabrak dengan kecepatan lebih dari 11265,41 km/jam menyebabkan debu menguap dan ledakan plasma. Bukti tabrakan itu tercatat dalam data. Serpihan logam dan cat yang terlepas juga terekam kamera navigasi wahana.

Menurut David Malaspina, seorang ilmuwan peneliti dari Laboratorium Fisika Atmosfer dan Antariksa di University of Colorado, jumlah total tabrakan sekarang puluhan ribu.

Wahana juga telah mengalami periode intens di mana wahana dihantam oleh butiran debu rata-rata setiap 12 detik sekali.


Wahana sebenarnya sudah diprediksi akan menghadapi debu antarplanet dan dapat menganggu misinya. Sebab, hal serupa juga pernah terjadi pada wahana Voyager yang menghadapi lingkungan serupa.

Sayangnya, para ilmuwan Parker tak mengantisipasi tingginya jumlah dan tingkat keparahan maupun ledakan plasma dan kerusakan yang dihasilkan pada wahana. Meski begitu, para ilmuwan tak mengharapkan dampak tabrakan itu mengancam misi.

Kabar baiknya di tengah ancaman debu tersebut, wahana Parker justru bisa mendapatkan data baru, sekaligus menunjukkan bahwa wahana memang dibangun untuk bertahan untuk hidup.

"Pengamatan dampak ledakan adalah 'kejutan yang menyenangkan' karena kita dapat menyaksikan fisika angin matahari yang mendasar beroperasi dengan cara yang tak mungkin dilakukan sebaliknya," ungkap Malaspina.

Meski begitu hingga saat ini, dampak tabrakan belum menimbulkan kerusakan besar pada wahana.

Pelindung karbon komposit Parker setebal 11,43 cm sangat berkaitan dengan hal ini karena dapat menahan suhu ekstrenal yang mencapai 1.377 derajat Celcius.

Namun pelindung panas wahana Parker akan diuji pada tiga orbit terakhir, karena hanya berjarak 6,12 juta km dari permukaan matahari.

Temuan ini akan dipresentasikan di Pertemuan Tahunan ke-63 APS Division of Plasma Physics di Pittsburgh.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/11/10/200500723/misi-sentuh-matahari-penuh-ancaman-wahana-antariksa-parker-dihadang-badai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke