Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

550 Mamalia Laut Terdampar di Indonesia, Pentingnya Pelatihan First Responder

KOMPAS.com - Sejak tahun 2014 hingga 2021, tercatat ada 550 kasus mamalia laut terdampar di Indonesia.

Hal ini dianggap mengkhawatirkan dan mengharuskan dilakukannya peningkatan kapasitas kemampuan penanganan dan pertolongan pertama pada kejadian mamalia laut terdampar itu.

Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut, Direktorat Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ir. Andi Rusandi, M.Si mengatakan, kejadian mamalia laut terdampar di Indonesia merupakan salah satu isu prioritas bagi pihaknya.

"Namun, faktor penyebab kejadian terdampar masih belum banyak diketahui. Hal ini penting untuk dipelajari sebagai bahan rekomendasi penanganan dan pengelolaan oleh pemerintah," kata Andi dalam kegiatan Pelatihan Penanganan Mamalia Laut Terdampar oleh Yayasan WWF Indonesia dan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Jumat (22/10/2021).

Menanggapi hal itu, Wakil Dekan II Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Dr Mustofa Helmi Effendi DTAPH, drh menyampaikan bahwa persoalan kasus terdampanya mamalia laut ini memang kerap sekali terjadi setiap tahunnya, dan membutuhkan kontribusi yang besar dari banyak pihak.

"Penanganan mamalia laut yang terdampar sampai sekarang masih menjadi masalah yang sulit teratasi," kata dia.

Oleh karena itu, dibutuhkan pelatihan khusus untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam melakukan penanganan yang tanggap dan tepat jika bertemu mamalia laut yang terdampar.

Hal ini karena tidak semua orang atau masyarakat paham apa yang harus dilakukan di lokasi saat ada kejadian mamalia laut terdampar.

Kesalahan penanganan justru akan mengakibatkan kematian atau bahkan penularan penyakit mamalia tersebut kepada masyarakat di sekitarnya.

Adapun, fenomena mamalia laut terdampar erat hubungannya dengan kondisi kesehatan laut Indonesia.

Dengan mengetahui penyebab kejadian terdampar, diharapkan kita dapat semakin bisa merusmuskan berbagai cara pencegahan dan penanggulangannya.

Pelatihan first responder mamalia laut saat terdampar

Drh. Dwi Suprapti, MSi selaku salah satu trainer dalam kegiatan itu mengatakan, dalam setiap kejadian terdampar, respons cepat dari tenaga medis dan relawan memiliki peran penting yang mempengaruhi tingkat keselamatan (survival rate) satwa. 

Kebutuhan sumber daya manusia yang kompeten dalam teknik penanganan, pelepasliaran, hingga aspek medis dalam kejadian mamalia laut terdampar menjadi beberapa alasan yang melatarbelakangi kegiatan pelatihan jejaring First Responder.

"Sejak tahun 2013 hingga sekarang ini setidaknya terdapat 1.200 orang di berbagai  wilayah Indonesia yang telah berkompeten sebagai tenaga first responder," ujarnya.

Menurut dia, pelatihan ini penting dilakukan bagi tenaga first responder karena penanganan yang tidak tepat dapat membahayakan nyawa satwa, maupun tenaga first responder itu sendiri.

Hal ini juga disambut antusias oleh Indonesian Aquatic Megafauna (IAM Flying Vet). Keterlibatan dalam First Responder disebut merupakan kerja besar untuk melengkapi data bio-surveillance untuk menentukan tindakan-tindakan lanjutan. 

Untuk diketahui, IAM Flying Vet adalah sebuah asosiasi dokter hewan yang memiliki fokus pada penanganan kejadian mamalia terdampar, khususnya dari aspek medis.

Sebagai informasi, pelatihan yang dilakukan memiliki berbagai fokus yang akan diberikan dan diajarkan kepada jejaring Fisrt Responder tersebut.

Di antaranya seperti pengenalan kejadian mamalia laut terdampar, teknik penanganan, identifikasi jenis mamalia laut, regulasi konservasi mamalia laut, hingga pemaparan aspek medis dan investigasi penyebab kejadian terdampar. 

Kemudian, praktik pengumpulan data dan pengambilan dokumentasi, simulasi dari kejadian terdampar (kondisi mati, hidup, terperangkap jaring), dan diskusi pembentukan First Responder yang akan berhubungan langsung dengan jejaring lainnya di seluruh Indonesia.

Dengan adanya pelatihan ini, Dwi Suprapti berharap agar kapasitas dan kemampuan para First Responder serta kesadartahuan masyarakat terkait pentingnya pelaporan dan penanganan mamalia laut terdampar di Indonesia terus meningkat, sehingga mamalia-mamalia laut yang statusnya dilindungi ini dapat memiliki kesempatan hidup atau survival rate yang lebih tinggi. 

Hal ini juga didukung oleh Direktur Program Kelautan dan Perikanan Yayasan WWF Indonesia, Dr. Imam Musthofa Zainudin, yang menyatakan bahwa kelestarian populasi mamalia laut memiliki hubungan dengan berbagai aspek, salah satunya adalah perikanan tangkap. 

"Upaya pelestarian mamalia laut juga berarti menjaga kelangsungan perikanan dan perekonomian masyarakat pesisir,"  kata Iman.

Lebih lanjut, kata dia, kerja sama dalam bentuk pelatihan First Responder penanganan mamalia terdampar dan penetepan komisariat IAM Flying Vet ini diharapkan dapat menjadi batu loncatan bagi upaya menjaga kelestarian mamalia laut dan keseimbangan ekosistem di laut.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/23/090000323/550-mamalia-laut-terdampar-di-indonesia-pentingnya-pelatihan-first

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke