Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Kaitannya Hormon dengan Kenaikan Berat Badan? Ini Penjelasan Ahli

Ketidakseimbangan hormon sering dikaitkan dengan berat badan, karena hal tersebut dapat membuat berat badan naik.

Banyak orang yang mungkin belum memahami dengan benar hubungan antara hormon dan berat badan.

Dilansir Mind Body Green, Jumat (08/10/2021), dokter sekaligus penulis buku Women, Food, and Hormones, dr. Sara Gottfried mengungkapkan, bahwa hormon yang menumpuk berpotensi mencegah tubuh - khususnya pada wanita - untuk membakar lemak.

Kaitan hormon dan berat badan

Menurut Gottfried, setidaknya ada tiga hal yang menjelaskan kaitan hormon dengan berat badan. Berikut penjelasannya.

1. Hormon dapat memengaruhi berat badan

"Hormon memengaruhi berat badan," ujar Gottfried.

Masih banyak orang yang belum tahu hal ini, karena biasanya mereka hanya mengetahui hormon terkait suasana hati, dorongan seks, atau bahkan massa otot. Mereka tidak menyadari bahwa hormon juga sangat penting terkait berat badan.

Hormon stres seperti kortisol dapat merangsang naik turunnya gula darah, dan hormon ini mengubah sekresi insulin menjadi bertambah. Sehingga, membuat tubuh menyimpan lebih banyak lemak.

Selain itu, hormon estrogen dan progesteron pun memengaruhi berat badan. Kadar estrogen yang terlalu rendah ataupun tinggi dapat menyebabkan berat badan naik.

Sedangkan jika hormon progesteron menurun, maka nafsu makan akan meningkat, yang kemudian menyebabkan berat badan berisiko naik.

2. Diet keto sebabkan ketidakseimbangan hormon

Diet ketogenik atau diet keto memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah mengatur berat badan. Namun Gottfried menjelaskan diet ketat seperti keto, berpotensi memengaruhi hormon tubuh.

"Saya melakukan keto dengan suami saya. Dia turun 9 kg dalam waktu singkat, dan berat badan saya bertambah. Saya berhasil di awal, tetapi sepertinya hasilnya berkebalikan ketika semakin dalam saya masuk ke ketosis. Saya menyadari bahwa keto pasti memengaruhi hormon, dan bukan dalam hal yang positif," tuturnya.

Secara khusus, diet keto memengaruhi hormon leptin. Perempuan umumnya memiliki sensitivitas leptin lebih banyak dibandingkan laki-laki, sehingga lebih sensitif ketika kadar leptin menurun, yang dapat memengaruhi kecemasan, kualitas tidur, serta rasa lapar tak terkendali.

Gottfried menegaskan, bukan berarti perempuan dilarang melakukan diet keto. Hanya saja harus diatur dengan tepat, agar kadar leptin tetap terjaga.

Salah satunya dengan mengonsumsi lebih banyak karbohidrat.

"Saya menemukan bahwa banyak pasien dapat melakukan ketosis dengan fokus pada karbohidrat bersih," katanya.

3. Detoksifikasi bisa memperbaiki hormon

Gottfried menyebutkan, bahwa beberapa hormon sangat membutuhkan detoksifikasi agar dapat bekerja secara maksimal, di antaranya seperti hormon insulin, estrogen, serta hormon leptin dan ghrelin.

Agar proses detoksifikasi alami tubuh berjalan dengan baik, ia menyarankan untuk lebih banyak mengonsumsi sayur-sayuran.

"Makan sayuran berdaun gelap adalah cara yang bagus untuk menonaktifkan beberapa kelebihan estrogen," ungkapnya.

Selain itu, makanan seperti bawang putih, daun bawang, dan bawang merah membantu tubuh memproduksi glutathione untuk membersihkan racun.

"Sayuran juga mendukung detoksifikasi hati dengan meningkatkan produksi glutathione, antioksidan yang juga penting untuk mengurangi stres oksidatif," pungkasnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/22/130300823/apa-kaitannya-hormon-dengan-kenaikan-berat-badan-ini-penjelasan-ahli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke