Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Komodo Terancam Punah Masuk Daftar Merah IUCN, Ini Kata Peneliti LIPI

KOMPAS.com - Komodo adalah satwa endemik Indonesia yang baru saja masuk dalam daftar merah sebagai hewan terancam punah yang dikeluarkan oleh International union for Conservation of Nature (IUCN).

Selain komodo, dari sekitar 138.374 spesies, sebanyak 38.543 spesies di antaranya terancam punah, dikutip dari laman resmi IUCN.

Sebelumnya, dalam daftar merah IUCN, komodo, reptil bernama latin Varanus komodoensis ini masuk dalam kategori rentan, dan daftar baru menjadi kategori terancam punah.

Status komodo terancam punah, disebutkan bahwa spesies endemik Indonesia yang mendiami Taman Nasional Komodo itu semakin terancam oleh dampak perubahan iklim, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (6/9/2021).

Kenaikan suhu global dan permukaan air laut diperkirakan akan mengurangi habitat komodo, setidaknya hingga 30 persen dalam 45 tahun ke depan.

Menanggapi masuknya komodo dalam daftar merah, peneliti Herpetofauna Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Evy Ayu Arida mengatakan bahwa status terancam punah yang dikeluarkan oleh IUCN adalah peringatan untuk kita dan pemerintah Indonesia.

"Perlu diketahui bahwa persebaran komodo ini memang sangat kecil, hanya ada di Indonesia, itu pun hanya di beberapa pulau yang bisa dihitung dengan jari, dan populasinya juga kecil," kata Evy saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/9/2021).

Evy mengatakan berdasarkan data publikasi ilmiah, populasi komodo selama ini sekitar 2.500 individu. Data ini mungkin yang digunakan IUCN untuk menentukan kriteria komodo sebagai spesies terancam punah.

"Akan tetapi, sebenarnya data populasi komodo, lebih dari itu (lebih dari 2.500 individu). Hanya saja, (data) belum dipublikasikan," ungkap Evy.

Komodo masuk dalam daftar merah IUCN sebagai spesies terancam punah, menurut peneliti komodo di LIPI ini, memang sudah sewajarnya satwa endemik Indonesia tersebut ditempatkan dalam status tersebut. 

Evy juga menyebut bahwa pemerintah kurang serius menangani satwa ini. Salah satunya rencana pembangunan di Rinca, yang tidak membahas secara menyeluruh.

Di antaranya terkait analisis kerusakan habitat hingga keberlangsungan populasi komodo sampai di masyarakatnya.

Populasi komodo kecil tapi stabil

Evy mengungkapkan bahwa sejak dulu, populasi komodo tidak banyak, dan relatif kecil bahkan hingga saat ini.

Kendati demikian, bukan berarti komodo bisa diperlakukan sama dengan hewan-hewan lainnya, seperti yang dimanfaatkan untuk komoditas ekspor yang kemudian memengaruhi populasinya.

"Perlunya ada perhatian terhadap spesies, jenis (komodo) dan habitatnya. Hanya saja ini tidak dimaksimalkan dan disosialisasikan ke masyarakat," kata Evy.

Meski populasi komodo di Indonesia ini cukup kecil, namun Evy menegaskan bahwa populasi komodo cukup stabil.

Sudah banyak penelitian yang dilakukan peneliti dari luar negeri maupun dalam negeri.

Bahkan, sebenarnya data populasi komodo sudah tersedia, namun tidak menjadi konsumsi publik, jika tidak ada pemicunya.

Misal baru muncul isu pembangunan kawasan Jurassic Park atau isu terancam punah, data populasi komodo ini baru mulai dicari atau diakses.

"Namun, bagi saya isu terancam punah, tidak terlalu khawatir, karena memang komodo sudah selayaknya ditempatkan pada posisi (terancam punah) itu. Agar kita bisa bersama-sama menjaga habitat dan jenisnya," jelas Evy.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/09/06/190100023/komodo-terancam-punah-masuk-daftar-merah-iucn-ini-kata-peneliti-lipi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke