Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pandemi Pengaruhi Kesiapan Nakes Memberikan Pelayanan ASI, Kok Bisa?

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap banyak aspek kehidupan, termasuk pada kesiapan pemberian layanan ASI eksklusif dan laktasi oleh tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan di Indonesia.

Penelitian yang dilaksanakan oleh Dr. dr. Ray Wagiu, Basrowi, MKK, Pendiri dan Ketua Health Collaborative Center (HCC) menemukan fakta bahwa sebanyak 62 persen tenaga kesehatan Indonesia merasa kesulitan mempertahankan pemberian ASI eksklusif selama masa pandemi.

Hasil penelitian yang berjudul Status Kesiapan Tenaga Kesehatan Layanan Primer dalam Mempertahankan ASI/ Menyusui Selama Pademi tersebut disampaikan oleh dr. Ray pada siaran pers HCC yang diterima Kompas.com (5/8/2021).

Penelitian tersebut melibatkan sebanyak 1.004 responden tenaga kesehatan dari 25 provinsi di Indonesia, yang terdiri dari 758 orang bidan, 154 dokter, dan 92 orang tenaga kesehatan lain dengan masa kerja antara 8-23 tahun.

“Penelitian kami menemukan data bahwa ternyata selama pandemi Covid-19, para tenaga kesehatan terutama di layanan primer mengakui kesulitan mempertahankan ibu untuk menyusui," kata dr Ray.

Penyebabnya adalah karena ketidaktersediaannya layanan antenatal care atau pemantauan kehamilan dan menyusui secara daring.

Ditambah lagi, hampir 50 persen pasien ibu hamil dan menyusui memutuskan untuk mengurangi jumlah kunjungan ke fasilitas kesehatan.

Posyandu dan puskemas juga mengurangi pelayanan ibu hamil dan menyusui sebagai upaya meminimalisir penularan Covid-19 dan mentaati peraturan, yang akhirnya memperparah kondisi layanan primer ASI eksklusif dan laktasi.

Akibatnya kesempatan konseling laktasi menjadi terhambat. Ini bisa berdampak pada gagalnya ibu menyusui memberikan ASI eksklusif karena penelitian membuktikan peran tenaga kesehatan sangat kritikal dalam keberhasilan menyusui.

"Tenaga Kesehatan adalah support system terbesar dalam pemberian ASI eksklusif selama pandemi," ungkap dr. Ray.

Faktor penyebab

Penelitian yang dilakukan dr. Ray bersama dengan Dr. Levina Chandra Khoe, MPH dan Qisty Afifah Noviyanti, SGz, menemukan 4 faktor yang menyebabkan masalah ini terjadi.

Statistik tersebut menunjukkan betapa besar pengaruh layanan antenatal care selama pandemi serta adanya pelatihan dan sosialisasi mendasar terkait proses menyusui untuk dokter, bidan praktik mandiri dan tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah.

"Sehingga bila aspek fasilitas antenatal care dan pelatihan tenaga kesehatan selama pandemi terlewatkan maka konsekuensinya adalah ancaman turunya angka asi eksklusif Indonesia, dan ini adalah potensi risiko kesehatan jangka panjang,” tambah dr. Ray.

Untuk menanggulangi permasalahan ini, tenaga kesehatan memberikan saran untuk menyediakan fasilitas konsultasi daring dan kelas ibu menyusui secara daring tanpa memungut biaya hingga penjadwalan kunjungan rumah.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/08/05/170200323/pandemi-pengaruhi-kesiapan-nakes-memberikan-pelayanan-asi-kok-bisa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke